1
1

BRI Insurance Pertahankan Peringkat AA Outlook Stabil dari Fitch

Lounge nasabah prioritas BRI Asuransi Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Lucky

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) dari PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance) di ‘AA(idn)’. Outlook adalah Stabil.

Afirmasi rating tersebut mencerminkan profil perusahaan BRI Insurance yang ‘Baik’, kapitalisasi yang baik, dan kinerja keuangan yang stabil, yang diimbangi oleh ketergantungannya pada reasuransi.

“Peringkat Nasional IFS ‘AA’ menunjukkan kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban terhadap pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau emiten lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 24 April 2025.

|Baca juga: BRI Insurance Serahkan Klaim Rp81,79 Juta untuk Korban Kebakaran di Probolinggo

Fitch menilai profil perusahaan BRI Insurance sebagai ‘Baik’ berdasarkan profil bisnisnya yang ‘Baik’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Netral’ dibandingkan dengan perusahaan asuransi domestik lainnya di Indonesia. Perusahaan ini terutama menangani bisnis asuransi properti dan kredit, yang masing-masing menyumbang 44% dan 34% dari total premi bruto (GPW) pada tahun 2024. Perusahaan mempertahankan pangsa pasar sebesar 3% berdasarkan GPW di industri asuransi umum Indonesia pada tahun 2024.

BRI Insurance mendapat manfaat dari nama brand yang kuat dan dukungan distribusi dari induknya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI, BBB/AAA(idn)/Stabil), salah satu bank milik negara terbesar di Indonesia. BRI Insurance mendapatkan 40% dari GPW-nya dari BRI, termasuk asuransi properti dan kredit.

|Baca juga:Berkat Kinerja Terbaik, BRI Insurance Kembali Raih Penghargaan

Asuransi kredit perusahaan menyelesaikan gagal bayar pinjaman yang timbul dari penurunan kualitas kredit peminjam, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah. BRI Insurance memiliki kebijakan pembagian risiko untuk lini bisnis ini, di mana 30% dari klaim ditanggung oleh bank. Rasio klaim asuransi kredit pada tahun 2024 adalah 55%, lebih rendah dari industri sebesar 85%, mencerminkan dampak dari kualitas penjaminan bank.

Rasio RBC regulasi BRI Insurance sebesar 374% pada akhir tahun 2024 (akhir 2023: 355%) jauh di atas persyaratan regulasi minimum sebesar 120%. Pertumbuhan surplus telah mendukung rasio tersebut yang didukung oleh kinerja underwriting yang menguntungkan. Selain itu, posisi ekuitas perusahaan sebesar IDR2,5 triliun pada akhir tahun 2024 memenuhi persyaratan modal baru yang akan berlaku efektif pada tahun 2026 dan 2028.

Fitch melihat adanya pemulihan reasuransi yang tinggi dengan hati-hati, mengingat kualitas kredit yang lemah dari beberapa perusahaan reasuransi domestik dalam panel reasuransi BRI Insurance. Perjanjian reasuransi perusahaan dipimpin oleh perusahaan reasuransi domestik. Rasio penggantian reasuransi terhadap modal adalah 92% pada akhir tahun 2024 (2023: 109%), lebih tinggi dari industri asuransi umum sebesar 74%.

|Baca juga: BRI Insurance Bersama BRI Bayarkan Klaim  ke Pedagang Pasar Kutoarjo

BRI Insurance menyerahkan sebagian premi melalui beberapa perjanjian reasuransi proporsional dan excess-of-loss reinsurance treaties untuk memitigasi risiko bencana. Rasio retensi premi, atau proporsi premi bersih (NPW) terhadap GPW, adalah 47% pada tahun 2024 (2023: 48%), dan rata-rata 49% selama 2022-2024.

Rasio gabungan Perusahaan tergolong rendah pada 48% di tahun 2024 (2023: 55%, rata-rata 56% selama 2022-2024), didukung oleh rasio klaim yang rendah dan komisi reasuransi yang tinggi. ROE rata-rata 28% selama 2022-2024. GPW meningkat 18% pada tahun 2024 (2023: 27%) karena volume bisnis asuransi properti dan kredit yang lebih tinggi dari BRI.

BRI Insurance memiliki strategi investasi yang konservatif. Lebih dari 90% aset investasinya berada dalam bentuk kas dan setara kas serta obligasi pada akhir tahun 2024. Perusahaan mengalokasikan sebagian besar portofolio investasinya ke obligasi pemerintah, jauh di atas persyaratan regulasi sebesar 20%, sementara kas dan deposito berjangka menyumbang sekitar 50%.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Downgrade Peringkat Indika Energy (INDY) Jadi B+, Ini Penyebabnya
Next Post Bank SMBC Indonesia (BTPN) Bagi-Bagi Dividen Tunai Rp562,59 Miliar

Member Login

or