1
1

Fitch Tegaskan Peringkat Telkom (TLKM) BBB Stabil

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi peringkat default penerbit (IDR) mata uang asing dan lokal jangka panjang PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) serta peringkat senior tanpa jaminan mata uang asing di ‘BBB’. Prospek emiten berkode saham TLKM itu ditetapkan pada IDR Stabil.

Melalui keterangan resminya, Fitch menjelaskan bahwa peringkat Telkom terus dibatasi oleh peringkat negara Indonesia (BBB/Stabil) karena keterkaitan yang erat, sebagaimana dinilai berdasarkan kriteria peringkat entitas terkait pemerintah (GRE) Fitch. Standalone credit profile (SCP) Telkom ‘a-‘ mencerminkan posisi pasar yang dominan di segmen fixed dan mobile serta profil keuangan yang konservatif.

Fitch menganalisis Telkom dengan mengkonsolidasikan secara proporsional anak perusahaan yang dimiliki 65%, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), untuk mencerminkan 35% saham Singapore Telecommunications Limited (A/Stabil) di Telkomsel.

Outlook stabil mencerminkan ruang peringkat besar di atas IDR Telkom, didukung oleh profil keuangannya yang konservatif. Fitch memperkirakan aliran dana Telkom dari operasi (FFO) net leverage, secara proporsional terkonsolidasi, sebesar 1,0x-1,2x pada 2021-2022 (2020: 0,7x).

 |Baca juga: Serius Garap Digital, Telkom Gandeng Elon Musk

Belanja modal dan dividen yang tinggi kemungkinan akan berkontribusi pada arus kas bebas (FCF) negatif, tetapi kami berharap hal ini didukung dengan baik oleh neraca Telkom yang kuat.

Fitch memperkirakan EBITDA grup akan tumbuh sekitar tingkat satu digit pada tahun 2021-2022, karena layanan broadband tetap yang tumbuh cepat mengimbangi tekanan persaingan dalam bisnis seluler.

Bisnis seluler di bawah Telkomsel menyumbang 62% dari pendapatan grup di semester I/2021. Namun, kontribusi telepon tetap harus meningkat dengan permintaan yang kuat untuk layanan broadband tetap IndiHome.

|Baca juga: Telkom Indonesia (TLKM) Bakal Bawa Mitratel IPO Tahun Ini

IndiHome menyumbang 19% dari pendapatan di semester I/2021 (1H20: 16%) dan melaporkan marjin EBITDA sebesar 48% (1H20: 39%). Telkom berencana untuk meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) melalui migrasi pengguna ke paket dan bundling broadband berkecepatan lebih tinggi.

Telkom dan Telkomsel telah mempertahankan dominasi pasar dan kepemimpinan jaringan yang kuat di masing-masing layanan tetap dan bergerak. Infrastruktur serat yang luas dari grup ini akan tetap relevan untuk mendukung peluncuran 5G di Indonesia.

Kami berharap persaingan tetap rasional di pasar fixed broadband mengingat meningkatnya adopsi layanan broadband berkecepatan tinggi,” tulis Fitch.

IndiHome menyediakan jangkauan fixed broadband secara nasional kepada 8 juta pelanggan, 10 kali lipat dari pelanggan terdekatnya PT Link Net Tbk.

Fitch percaya konsolidasi sektor seluler Indonesia akan mendukung stabilitas harga dan pertumbuhan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Ada tanda-tanda meredanya persaingan seluler di kuartal II/2021, meskipun lingkungan bisnis yang menantang dapat mendorong strategi penetapan harga taktis di antara perusahaan telekomunikasi untuk mempertahankan pangsa pasar.

 

Di pihak lain, rencana merger antara PT Indosat Tbk (BBB/AAA(idn)/Rating Watch Negative) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Hutch) akan memperkuat pangsa pendapatan gabungan mereka menjadi sekitar 25%.

 

Namun, itu masih lebih lemah dari pangsa pendapatan Telkomsel di atas 50% di semester I/2021. Masih belum pasti apakah entitas yang digabungkan akan dapat mempertahankan seluruh kepemilikan spektrum gabungan, yang menurut Fitch merupakan elemen kunci untuk merger.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Punya Kas Rp2,9 Triliun, Peringkat Bank Sulselbar Ditegaskan idA+
Next Post BEDAH SAHAM: Mengukur Kesehatan Keuangan SIDO

Member Login

or