1
1

IHSG dan Rupiah Kompak Dapat Rapor Merah di Perdagangan Sore

Ilustrasi | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terpantau berakhir di zona negatif. Para investor sebaiknya terus berhati-hati karena indeks acuan saham Indonesia masih berpeluang terlempar ke area merah seiring minimnya katalis positif.

IHSG Senin, 18 Maret 2024, perdagangan sore berakhir tertekan ke level 7.302, melemah 25 poin atau setara 0,35 persen ketimbang pagi tadi di 7.328. Posisi tertinggi di 7.358 dan terendah di 7.300. Volume perdagangan hari ini tercatat 17,85 miliar lembar saham senilai Rp9,6 triliun. Sebanyak 266 menguat, 256 saham melemah, dan 252 saham stagnan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Senin terlihat kian melemah ketimbang pembukaan pagi tadi di Rp15.630 per US$. Dibutuhkan sentimen positif signifikan untuk membuat mata uang Garuda terus menguat dan tak mudah dikalahkan mata uang Paman Sam.

|Baca juga: Bulan Ramadan Marak Kejahatan Digital, Simak Tips Menghindarinya

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir tertekan di Rp15.690 per US$, melemah 91 poin atau setara 0,59 persen dengan year to data return 1,90 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.630 hingga Rp15.698 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.626 per US$.

Wall Street turun

Di sisi lain, Wall Street mengakhiri minggu lalu dengan penurunan pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu, 16 Maret). Ketiga indeks utama melemah karena para pedagang menantikan keputusan suku bunga bank sentral AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,5 persen menjadi 38.714,77. Sedangkan S&P 500 yang berbasis luas kehilangan 0,7 persen menjadi 5.117,15. Kemudian, Komposit Nasdaq yang berfokus pada teknologi turun 1,0 persen menjadi 15.973,17.

Federal Reserve akan mengumumkan kebijakannya pada Rabu waktu setempat di akhir pertemuan dua hari, dengan semua perhatian tertuju pada tanda-tanda kapan penurunan suku bunga pertama dapat dilakukan.

Meskipun The Fed telah mengisyaratkan kemungkinan mulai menurunkan suku bunga pada tahun ini, namun data harga grosir dan inflasi konsumen yang lebih panas dari perkiraan telah menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa pemotongan suku bunga akan dilakukan lebih lambat dari perkiraan.

“Kita menghadapi lingkungan inflasi yang membawa kita dari enam pemotongan (suku bunga) menjadi tiga kali dan ada keyakinan saat ini bahwa The Fed ingin mempertahankan tiga kali pemotongan tersebut,” kata Jack Ablin dari Cresset Capital.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bulan Ramadan Marak Kejahatan Digital, Simak Tips Menghindarinya
Next Post Pemerintah Pastikan Stok Beras Mencukupi

Member Login

or