Media Asuransi, JAKARTA – Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif dengan kecenderungan menguat tipis sebesar 0,25 persen dalam rentang pergerakan 6.812-6.970 (low to high). Meskipun sempat menyentuh level 6.970, namun pada akhir sesi perdagangan pekan lalu IHSG ditutup di level 6.832.
Tercatat, asing masih terus melakukan sell off besar-besaran di pasar reguler yakni sebesar Rp1,8 triliun. Dalam perdagangan pekan lalu didapati lima sektor yang mengalami pelemahan, sementara sisanya mengalami penguatan.
|Baca juga: KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Meski Ada UU BUMN yang Baru
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Pede Penyaluran Kredit Tetap Menggeliat di 2025
Sektor Basic Materials menjadi sektor penopang laju IHSG dengan mencatatkan kenaikan sebesar (+4,91 persen), sementara sektor Technology menjadi sektor pemberat laju IHSG dengan penurunan sebesar (-1,85 persen).
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany Travelin Yunus meyakini IHSG berada dalam posisi strong uptrend sejak 8 April 2025. Namun sepanjang pekan lalu, IHSG gagal melanjutkan tren tersebut dan sedikit mengalami koreksi.
“Koreksi yang terjadi merupakan koreksi sehat. Sebab laju IHSG terlalu kuat meningkat selama sebulan terakhir tanpa pernah membentuk base area (konsolidasi) di level-level tertentu atau level support-resistance dan/atau level psikologisnya,” jelasnya, dikutip dari risetnya, Rabu, 14 Mei 2025.
Ia menambahkan koreksi IHSG yang terjadi sebelumnya ini dapat menjadi level acuan dan level support untuk menopang laju IHSG ke depannya. Meski demikian, sejak 8 April 2025 hingga 9 Mei 2025 tercatat asing masih masif melakukan sell off sebesar Rp9,3 triliun.
|Baca juga: IHSG Uji Level 6.759, MNC Sekuritas Jagokan 4 Saham Ini untuk Cuan
|Baca juga: Allianz Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi Jiwa dan Kesehatan Rp5 Triliun di 2024
“Dengan kata lain, saat ini IHSG berada dalam posisi mark up with distribution. IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dalam rentang support 6.710 dan resistance 7.030,” prediksinya.
Sentimen pekan ini
Berbicara tentang potensi market pada perdagangan pekan ini yang hanya berlangsung selama tiga hari yakni 14-16 Mei 2025, Indri mengimbau para trader untuk mencermati sejumlah sentimen global dan domestik berikut ini. Dari global, Indri meminta para trader memantau tingkat inflasi Amerika Serikat pada April yang diprediksi tetap berada di level 2,4 persen yoy.
Sedangkan Indeks CPI Amerika Serikat di April diperkirakan meningkat ke level 321,4 dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 319,7. Kemudian indeks PPI Amerika Serikat pada April diprediksi bertumbuh ke level 0,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
|Baca juga: Jenius Luncurkan Kartu Kredit yang Bisa Dipakai Bareng-bareng!
|Baca juga: Klaim Asuransi Kesehatan Melonjak, Bos Lifepal: Akses Terlalu Mudah Diberikan Tanpa Sistem Kontrol
Sentimen dari domestik yang wajib dipantau yakni neraca dagang Indonesia pada April yang diprediksi tetap surplus, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni US$3,5 miliar. Guna merespons dinamika pasar berdasarkan sejumlah sentimen global dan domestik, IPOT merekomendasikan sejumlah saham dan reksa dana saham yang berpotensi untung pekan ini:
1. Buy DEWA (Current Price Rp151, Entry Rp151, Target Price Rp162 (7,28 persen), Stop Loss Rp146 (-3,31 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,2)
Emiten ini berada dalam posisi strong uptrend dengan candlestick terus bertahan di atas garis EMA 5. Tercatat juga, volume transaksi DEWA terus meningkat dan masih tetap tinggi selama perdagangan sepekan terakhir. Jadi, jika DEWA berhasil breakout dari level Rp156 maka DEWA berpotensi menguat hingga level Rp162.
2. Buy on Pullback PTRO (Current Price Rp2.900, Entry Rp2.850-Rp2.870), Target Price Rp3.060 (7,37 persen), Stop Loss Rp2.770 (-2,81 persen) dan Risk to Reward Ratio 1:2,6)
Emiten ini berada dalam area konsolidasi yang tengah dibentuk untuk menjadi base kuat di level saat ini. Dilihat dari fibonacci, PTRO berpotensi retrace ke level Rp2.850 sehingga dapat dijadikan momentum untuk entry level PTRO. Jika PTRO berhasil mantul dari level Rp2.850 maka PTRO berpotensi akan menguat hingga level Rp3.060.
3. Buy on Pullback INKP (Current Price Rp5.775, Entry Rp5.600-Rp5.700, Target Price Rp6.300 (12,50 persen), Stop Loss Rp5.375 (-4,02 persen) dan Risk to Reward Ratio 1:3,1)
Emiten ini sudah terkonfirmasi berada di posisi strong uptrend. Candlestick masih bertahan di atas garis EMA 5. Meskipun stochastic sudah berada dalam area overbought, namun masih menunjukkan terjadinya goldencross.
4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF LQ-45 (R-LQ45X)
Berdasarkan hasil perdagangan sepekan terakhir, didapatkan Indeks LQ45 memiliki performance indeks yang lebih baik dibandingkan dengan pergerakan IHSG, sehingga membuka peluang kelanjutan trend pada indeks tersebut. Maka IPOT merekomendasikan buy Power Fund Series dengan kode R-LQ45X (Premier ETF LQ-45).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News