1
1

Indosat (ISAT) Siapkan Dana Rp214 Miliar untuk Lunasi Obligasi dan Sukuk Jatuh Tempo

PT Indosat Tbk merupakan provider internet selular di Indonesia. | Foto: im3.id

Media Asuransi, JAKARTA – PT Indosat Tbk (ISAT) telah menyiapkan dana sebesar Rp214 miliar untuk melunasi obligasi dan sukuk yang akan jatuh tempo pada Maret 2024.

Dalam keterbukaan informasi publik perseroan yang dikutip, Selasa, 13 Februari 2024, Chief Legal Officer dan Sekretaris Perusahaan Indosat Reski Damayanti menerangkan bahwa perseroan telah menyiapkan dana untuk melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019 Seri C sebesar Rp185 miliar dan pokok Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019 Seri C sebesar Rp29 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Maret 2024.

Sebelumnya, Fitch Ratings telah merevisi outlook pada Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Lokal Issuer Default Ratings (IDR) PT Indosat Tbk ke Positif dari Stabil, dan mengafirmasi IDR dan obligasi senior tanpa jaminan pada ‘BBB-‘.

Fitch Ratings Indonesia telah secara bersamaan mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dan peringkat atas semua obligasi senior tanpa jaminan berdenominasi rupiah dan sukuk di ‘AA+(idn)’. Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang adalah Stabil.

|Baca juga: Outlook Peringkat Indosat Direvisi Jadi Positif, Ini Alasan Fitch

“Outlook Positif pada IDR merefleksikan pendapat Fitch bahwa EBITDA net leverage Indosat akan kemungkinan akan tetap di bawah 1,3x, dibawah batas dimana kami akan mempertimbangkan tindakan pemeringkatan positif,” tulis Fitch dalam keterangan resmi yang dikutip, Minggu, 11 Februari 2024.

Headroom peringkat telah membaik dan Fitch memperkirakan peringkat perusahaan dapat menahan dampak dari biaya spektrum 5G dan belanja modal yang lebih tinggi terkait dengan 5G.

Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

Fitch memperkirakan EBITDA net leverage akan tetap di sekitar 1,1x pada 2024-2025 (perkiraan 2023: 0,6x), dikarenakan biaya untuk mendapatkan spektrum 5G akan diringankan oleh perkiraan pertumbuhan EBITDA yang kuat ke Rp15 triliun pada 2025 dari estimasi Rp14 triliun pada 2023 (2022: Rp12 triliun).

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Naik 37%, Vale Indonesia (INCO) Catatkan Laba 2023 AS$274,3 Juta
Next Post Bos Zurich Sebut Margin Asuransi Kendaraan Roda Dua Lebih Menggiurkan, Alasannya?

Member Login

or