Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor dapat melakukan aksi buy pada saham perbankan dalam sepekan ke depan.
Sementara itu pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. “Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 16 Juli 2024.
|Baca juga: Infovesta: Investor Bisa Buy on Weakness Saham Bank Big Caps
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +1,02% ke level 7.327,58 dipicu oleh mayoritas saham big-caps yang menguat serta asing melanjutkan aksi beli bersih sebanyak Rp1,56 triliun. Dari sisi saham, top leader penggerak IHSG yakni TLKM (+6,62%), BBRI (+2,08%), dan BBNI (+6,91%).
Dari domestik, rilis data survei indeks keyakinan konsumen (IKK) turun ke level 123,3 poin pada Juni 2024 vs 125,2 poin pada Mei 2024. Penurunan IKK dipengaruhi oleh menurunnya indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK). Meskipun demikian, IKK masih berada di level optimistis (>100 poin). Rilis data penjualan ritel meningkat sebesar 2,1% YoY pada Mei 2024 vs -2,7% YoY pada April 2024. Serta rilis data penjualan mobil tumbuh membaik sebesar -11,8% YoY vs -13,3% YoY pada Mei 2024.
Keadaan ekonomi domestik masih dibayangi oleh era suku bunga tinggi, dimana Bank Indonesia hingga saat ini masih menahan suku bunga di level yang tinggi. Hal ini, tentu saja menjadi salah satu faktor masyarakat untuk lebih cermat memilah dalam pengeluaran konsumsi dan cenderung untuk menabung tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) periode terakhir.
|Baca juga: IHSG dan Rupiah Dapat Rapor Merah di Perdagangan Sore
Dari China, rilis data inflasi kembali melambat di level 0,2% YoY pada Juni 2024 vs 0,3% YoY pada Mei 2024. Permintaan masyarakat China yang masih tergolong lemah, membuat inflasi tetap berada di level yang rendah. Rilis data neraca perdagangan China tumbuh meningkat menjadi US$99,05 miliar pada Juni 2024 vs US$82,62 miliar pada Mei 2024.
Peningkatan ekspor China didorong oleh laju ekspor lebih cepat dari laju impor dengan pertumbuhan ekspor naik sebesar +8,6% YoY dan impor turun sebesar -2,3% YoY. Besaran laju ekspor akan menjadi salah satu penopang laju pertumbuhan ekonomi di China.
Dari AS, Investor tertuju pada pernyataan the Fed yang bernada dovish dengan menggaris bawahi laju inflasi sudah berada pada jalur The Fed. Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup optimistis. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,28% ke level 10.271,87. Yield US Treasury dan Yield SBN pun kompak turun dalam sepekan.
Sentimen kuat penggerak pasar obligasi yakni tertuju pada rilis data inflasi AS yang turun ke level 3% YoY pada Juni 2024 vs 3,3% YoY pada Mei 2024. Serta tertuju pada rilis data PPI bulanan yang diproyeksi turun. “Hal ini menjadi sentimen positif pada pergerakan pasar obligasi.”
Berdasarkan data CME Fed Watch Tool terbaru, pelaku pasar memproyeksikan akan terdapat satu hingga dua kali pemangkasan suku bunga FFR pada tahun 2024 ini yang diprediksi dapat terjadi mulai September 2024.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News