Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena kekhawatiran terhadap permintaan dari importir utama China mengimbangi berita ekonomi AS yang positif, pembatasan pasokan OPEC+, dan ketegangan Timur Tengah yang sedang berlangsung.
Mengutip The Business Times, Selasa, 16 Juli 2024, minyak Brent berjangka turun 18 sen atau 0,2 persen menjadi US$84,85 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 30 sen atau 0,4 persen menjadi US$81,91.
“Data China termasuk pengoperasian kilang dan impor minyak mentah tidak mendukung. Tetapi pertumbuhan permintaan di tempat lain masih sehat,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Perekonomian China tumbuh jauh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua karena penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja menghambat pemulihan yang rapuh, sehingga menjaga ekspektasi bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus agar tetap hidup.
Produksi kilang China turun 3,7 persen pada Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya, turun selama tiga bulan akibat pemeliharaan yang direncanakan. Sementara margin pemrosesan yang lebih rendah dan permintaan bahan bakar yang lesu mendorong pabrik-pabrik independen untuk mengurangi produksi.
|Baca juga: Indeks Saham Asuransi Global ACORD Catat Kinerja Solid di Kuartal II/2024
Di AS, pasar fokus pada upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump, yang menurut beberapa pihak dapat meningkatkan peluangnya untuk terpilih kembali.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pembacaan inflasi pada kuartal kedua menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga akan kembali ke target bank sentral AS secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan terlalu jauh terjadi.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 94,4 persen bagi The Fed untuk memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada September, menurut FedWatch Tool dari CME, setelah berita minggu lalu bahwa harga konsumen di Juni turun secara bulanan untuk pertama kalinya dalam empat tahun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News