Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan investor saham dapat memanfaatkan momentum tembusnya IHSG ke level psikologis 7.000 dan melakukan akumulasi saham pada sektor perbankan.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama menuturkan IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir bergerak bullish dengan pertumbuhan sebesar +0,49% ke level 7,016.84. Tercatat asing melakukan aksi net buy sebesar Rp1,69 triliun. Net buy tertinggi dipimpin oleh saham AMMN (Rp384,3 miliar), TLKM (Rp266,3 miliar), dan BBCA (Rp205,7 miliar).
Sentimen dari domestik, rilis data pertumbuhan kredit tahunan meningkat menjadi 9,06% (prev: 8,54%). Pertumbuhan ini sudah memasuki target BI pada rentang 9%-10%. Kenaikan pertumbuhan kredit sejalan dengan kebijakan insentif makroprudensial pada sektor prioritas, UMKM, RPIM, dan sektor hijau. Pertumbuhan kredit dapat mencerminkan pertumbuhan kredit emiten perbankan. Peningkatan laju pertumbuhan kredit akan berimplikasi langsung dengan peningkatan pertumbuhan laba bersih emiten perbankan secara umum.
|Baca juga: MARKET REVIEW: Asing Net Sell, IHSG Kembali Lesu
Sentimen dari global, Bank sentral China (BoC) tetap mempertahankan suku bunga pinjaman di level 3,45% (rate 1y) dan 4,2% (rate 5y). Pertumbuhan ekonomi China yang masih soft landing sejak reopening dan sempat menyentuh level deflasi membuat China tetap berupa menahan suku bunga pinjamannya di level rendah.
Dari AS, rilis data klaim pengangguran menunjukan penurunan dalam sepekan terakhir menjadi 1.662.000. Angka ketenagakerjaan AS yang masih belum menunjukan perlambatan menjadi refleksi terhadap level inflasi yang datang dari biaya jasa.
Pasar obligasi melemah dalam sepekan terakhir, Infovesta Govt. Bond turun sebesar -0,26% ke level 9.983,29. Sentimen dari domestik, Bank Indonesia pada RDG-BI kembali menahan BI-7DRR di level 5,75%. Perhatian pelaku pasar tertuju pada sentimen global terutama The Fed pada FOMC kembali menahan level suku bunga FFR di level 5,25%-5,50%. Sinyal hawkish The Fed akan tetap berlanjut, mengingat angka ketenagakerjaan AS yang masih kuat dan tingkat inflasi masih belum mencapai target The Fed di level 2%.
“Terkoreksinya pasar obligasi domestik ke depan dapat tercermin pada yield spread IndoUST 10y dan spread BI-FFR rate yang semakin menipis.”
Dalam sepekan ke depan, Infovesta menerangkan pada pasar saham, investor dapat memanfaatkan momentum tembusnya IHSG ke level psikologis 7.000, dan melakukan aksi akumulasi saham pada sektor perbankan.
Sedangkan pada pasar obligasi, permintaan tinggi tengah dicatatkan SRBI hingga oversubscribed 4,25x sebesar Rp29,9 triliun (target: Rp7 triliun) dan lelang kedua oversubscribed 3,12x sebesar Rp15,6 triliun (target: Rp5 triliun). SRBI menjadi pilihan yang tepat untuk dikoleksi, mengingat imbal hasil yang ditawarkan cukup menarik. (Diskonto 12M:6,4%; vs Yield SUN: 6,8%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News