Media Asuransi, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), ekosistem digital terbesar Indonesia, mencatatkan penurunan kerugian hingga semester I/2024 menjadi rugi Rp2,89 triliun dibandingkan dengan kerugian yang dicatatkan pada periode sama 2023 sebesar Rp7,21 triliun.
Pada periode tersebut, emiten berkode saham GOTO itu mencatatkan kenaikan pendapatan bersih menjadi sebesar Rp7,74 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2023 sebesar Rp6,88 triliun.
|Baca juga: Goto Gojek Tokopedia (GOTO) Galang Pendanaan Baru via Private Placement
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menjelaskan, percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.
“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan 1,4 breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 31 Juli 2024.
Sekretaris Perusahaan GOTO R.A. Koesoemohadiani menerangkan GTV inti Grup dengan mengecualikan merchant payment gateway tumbuh 54% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY) mencapai Rp63,2 triliun, sementara GTV Grup pada kuartal II/2024 tumbuh 26% mencapai Rp121,5 triliun.
“Pendapatan bruto tumbuh 39% YoY mencapai Rp4,3 triliun. Kerugian EBITDA Grup yang disesuaikan membaik sebesar 95% YoY dan 53% QoQ mencapai Rp48 miliar -berada di jalur tepat untuk mencapai target EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven,” jelasnya dalam keterbukaan informasi publik dikutip, Rabu, 31 Juli 2024.
|Baca juga: Jawab Isu PHK 70% Karyawan Tokopedia, Ini Penjelasan Manajemen GOTO
Menurutnya, catatan kinerja yang baik tersebut ditopang oleh pertumbuhan pengguna pada segmen layanan hemat dari On-Demand Services, peningkatan penggunaan aplikasi GoPay, dan pertumbuhan pemberian pinjaman serta pengelolaan beban usaha secara disiplin.
Kinerja bisnis on-demand services mencatatkan rekor tertinggi sejak perseroan memutuskan untuk mengambil langkah menuju profitabilitas pada awal 2023 dengan jumlah pesanan yang diselesaikan meningkat 20% YoY dan GTV tumbuh 14% YoY.
“GTV Inti bisnis Financial Technology meningkat 65% YoY mencapai Rp56,2 triliun, seiring dengan tumbuhnya pemberian pinjaman sekitar 3,5x YoY mencapai Rp3,5 triliun dan kerugian EBITDA Grup yang disesuaikan menurun sebesar 67% YoY menjadi Rp168 miliar.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News