1
1

KLBF, LPPF, JPFA, dan XIIC Bisa Diburu untuk Cari Cuan di Tengah Sentimen Positif Ramadan

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.803 atau menguat 2,5 persen dari pekan sebelumnya. Menariknya di masa kenaikan IHSG minggu lalu, aliran dana asing justru keluar (outflow) mencapai Rp1,1 triliun di pasar reguler.

Di sisi lain, secara teknikal meskipun seminggu kemarin IHSG bergerak naik, namun IHSG masih belum mampu untuk menembus area MA20 dan support di area 6.500-6.600 yang merupakan area sangat penting bagi pelaku pasar karena area ini merupakan support yang sudah diuji berkali-kali dan dipertahankan dari 2022.

|Baca juga: Komisaris Utama dan Wadirut Sarana Menara Nusantara (TOWR) Mengundurkan Diri

|Baca juga: Profil Ferryady Hartadinata, Bos Emiten Emas yang Diduga Terlibat Kasus Korupsi Taspen

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menjelaskan penguatan IHSG pada pekan lalu tertopang sejumlah sentimen global dan domestik. Dari global ada sentimen harga emas dan batu bara. David menjelaskan emas mulai menyentuh area all time high dengan kenaikan 46,6 persen setahun terakhir.

“Hal ini disebabkan karena tingginya permintaan dan aktivitas perdagangan di China yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah tahun lalu di tengah risiko perlambatan ekonomi dan kebijakan tarif AS. Goldman memperkirakan harga emas dapat mencapai level US$3,100 per ons tahun ini,” ucapnya, dikutip dari risetnya, Selasa, 25 Februari 2025.

Sementara harga batu bara Newcastle jatuh ke US$102 per ton pada Februari atau terendah dalam hampir empat tahun, karena kelebihan pasokan atau lebih besar daripada permintaan yang kuat dari konsumen utama. Sedangkan China mengumumkan produksi batu bara akan meningkat 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada 2025.

|Baca juga: OJK Tidak Berikan Estimasi Spesifik tentang Proyeksi Pertumbuhan Aset Kripto di 2025, Kenapa?

|Baca juga: FIF Siapkan Dana Rp806,97 Miliar untuk Pelunasan Obligasi

“Selain itu, produksi Indonesia naik ke rekor tertinggi 836 juta ton pada 2024, atau 18 persen di atas targetnya, sementara peningkatan investasi negara tersebut dalam sumber daya listrik alternatif membatasi prospek permintaan batu bara,” ucapnya.

Ia menambahkan ada dua sentimen domestik yang memengaruhi market pekan lalu, yakni suku bunga Bank Indonesia dan neraca dagang Indonesia. Sedangkan potensi market pada 24-28 Februari 2025 atau pekan jelang Ramadan, David meminta pelaku pasar saham mencermati dua sentimen agar tetap bisa mendulang cuan yakni foreign inflow dan consumer confidence.

“Meskipun begitu, dalam waktu dekat masyarakat Indonesia akan masuk ke Ramadan yang biasanya meningkatkan konsumsi masyarakat, khususnya pada produk makanan dan minuman. Namun, efektivitas momentum ini dalam mendongkrak kinerja sektor akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi makro dan daya beli masyarakat saat periode tersebut,” jelas David.

|Baca juga: OJK: Investasi di Pasar Modal Tawarkan Keuntungan Dividen dan Capital Gain

|Baca juga: Pelunasan Haji Dibuka, BSI Siapkan Layanan Optimal untuk 185 Ribu Calon Haji

Berkaca pada sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan hal berikut:

1. Buy KLBF (Current Price Rp1.220, Entry Rp1.220, Target Price Rp1.310 (7,38 persen), Stop Loss Rp1.180 (-3,28 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,3)

Saat ini KLBF berada area support kuatnya. Di sisi lain, KLBF juga membubuhkan laporan keuangan yang solid dan pada Jumat lalu terkonfirmasi support-nya cukup kuat dengan permintaan yang lebih besar daripada volume perdagangan hari sebelumnya.

2. Buy LPPF (Current Price Rp1.620, Entry Rp1.620, Target Price Rp1.745 (7,72 persen), Stop Loss Rp1.575 (-2,78 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,8)

LPPF merupakan salah satu saham sektor retail yang menarik diperhatikan menuju Ramadan. Dalam jangka pendek saat ini LPPF mulai bergerak bullish di atas MA5 & MA20 dan indikator MACD potensinya mengarah bullish.

|Baca juga: Market Share Perbankan Syariah Naik Jadi 7,72%

|Baca juga: Menilik Perubahan Aturan tentang Pajak Kripto PMK 11/2025

3. Buy JPFA (Current Price Rp1.965, Entry Rp1.965, Target Price Rp2.120 (7,89 persen), Stop Loss Rp1.900 (-3,31 persen), Risk to Reward Ratio 1:2,4)

Secara historikal tingkat konsumsi masyarakat di Ramadan meningkat, dengan begitu tentu kebutuhan pangan akan menguntungkan JPFA. Lebih dari itu, secara teknikal saat ini JPFA berada di area support dengan tren yang masih positif. Area JPFA saat ini memberikan risk-reward yang terukur.

4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC)

Dengan potensi penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) di Ramadan 2025, IPOT merekomendasikan Power Fund Series (PFS) XIIC) bertema Indonesia consumer yang sejalan dengan tren penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pendapatan Hasnur Internasional Shipping (HAIS) pada 2024 Tembus Rp1,02 Triliun
Next Post BFI Finance Pertahankan Peringkat AA- dari Fitch Ratings

Member Login

or