Media Asuransi, GLOBAL – Harga acuan minyak mentah global Brent ditutup pada level terendah sejak Desember 2021 pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah OPEC+ merevisi turun perkiraan permintaannya untuk tahun ini dan 2025, mengimbangi kekhawatiran pasokan dari Badai Tropis Francine.
Mengutip The Business Times, Rabu, 11 September 2024, harga minyak mentah Brent ditutup turun US$2,65 atau 3,69 persen menjadi US$69,19 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun US$2,96 atau 4,31 persen menjadi US$65,75 per barel.
|Baca juga: Profil Jeffry Haryadi Manullang yang Jadi Dirut Baru Asabri
|Baca juga: Generali Indonesia Bayarkan Klaim Rp4,5 Miliar ke Nasabah di Semarang
Kedua harga acuan turun lebih dari US$3 selama sesi tersebut, setelah masing-masing naik sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Harga minyak mentah WTI turun lebih dari lima persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), mencapai level terendah sejak Mei 2023.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya mengatakan permintaan minyak dunia akan naik sebesar 2,03 juta barel per hari (bph) pada 2024, turun dari perkiraan bulan lalu untuk pertumbuhan sebesar 2,11 juta bph.
Emas global stabil
Di sisi lain, harga emas global tetap stabil pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Hal itu karena para pelaku pasar fokus pada angka inflasi Agustus untuk mendapatkan petunjuk tentang kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve bulan ini.
Harga emas spot datar pada US$2.504,98 per ons, pada pukul 00.27 GMT. Harga emas berjangka AS naik tipis 0,1 persen menjadi US$2.533,70. Sedangkan harga perak spot turun 0,2 persen menjadi US$28,29 per ons, platinum naik 0,4 persen menjadi US$941,25, dan paladium naik tipis 0,1 persen menjadi US$945,75.
|Baca juga: Jumlah Asuransi Syariah Akan Berkurang 13
Minggu lalu, sebuah laporan menunjukkan lapangan kerja AS meningkat lebih sedikit dari yang diharapkan pada Agustus, tetapi penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,2 persen menunjukkan pasar tenaga kerja tidak jatuh dari tebing untuk menjamin pemangkasan setengah poin.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News