Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Sekuritas menilai langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% merupakan langkah baik untuk menjaga inflasi pada kisaran 2%-4% serta memperkuat nilai tukar rupiah.
Melalui analisis per tanggal 25 Mei 2023 – 17.00 WIB, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, menjelaskan bahwa IHSG mengalami koreksi -0,62% ke level 6.704 (25 Mei 2023). Melemahnya IHSG sejalan dengan terkoreksinya pergerakan indeks Wall Street dan merupakan koreksi wajar setelah 4 hari beruntun ditutup pada level positif.
“Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7-DRR) di level 5,75% pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Mei 2023. Rilis tersebut sejalan dengan proyeksi konsensus dan pelaku pasar. Adapun BI telah menetapkan suku bunga sebesar 5,75% sejak Januari 2023,” katanya.
|Baca juga: BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan Sebesar 5,75 Persen
Menurut dia, langkah BI yang belum memangkas suku bunga terbilang cukup baik untuk menjaga inflasi pada kisaran 2%-4%, serta memperkuat nilai tukar rupiah untuk menghindari imported inflation. Kebijakan tersebut juga sebagai langkah preventif di tengah The Fed yang belum memberikan kepastian untuk tidak menaikan suku bunganya kembali pada pertemuan FOMC Juni mendatang.
Di sisi lain, dampak yang dapat terjadi jika suku bunga dibiarkan pada level tinggi adalah jumlah permintaan kredit yang berpotensi menurun. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan pada April 2023 tercatat sebesar 8,08% yoy, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 9,93% yoy. Level suku bunga saat ini turut berdampak negatif untuk emiten yang memiliki tingkat leverage yang besar, misalnya pada sektor konstruksi.
Kebijakan suku bunga BI yang tetap sejak awal tahun tidak mempengaruhi inflow investor asing ke pasar ekuitas domestik. Pasalnya, jika melihat secara year to date (ytd) inflow investor asing pada pasar ekuitas domestik cukup atraktif sebesar Rp18,75 triliun di seluruh pasar (all market) walaupun secara ytd (25 Mei 2023) IHSG terkoreksi -2,14%. Pelaku pasar seharusnya melihat momentum tersebut sebagai strategi untuk akumulasi saham yang memiliki fundamental baik pada sektor potensial.
Ratih mengatakan optimisme akumulasi didorong oleh fundamental ekonomi domestik yang sebagian besar mencerminkan ketahanan ekonomi yang solid. Misalnya, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I/2023 terakselerasi, IKK tercatat menguat, inflasi terjaga, rupiah cenderung stabil, serta Cadangan Devisa (Cadev) yang tebal menjadi booster IHSG untuk kembali rebound dalam jangka menengah. Namun, pergerakan IHSG dalam waktu dekat masih dipicu oleh katalis eksternal dan berpotensi cenderung sideways dalam range resistance di level 6.820 dan support pada area 6.660.
Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk 26/5/23:
(Buy) TLKM di area Rp4.120 dengan target harga pada resistance di level Rp4.300 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp4.000
(Buy) JPFA di area Rp1.235 dengan target harga pada resistance di level Rp1.280 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.180.
(Buy) ERAA di area Rp505 dengan target harga pada resistance di level Rp540 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp486.
Editor: S Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News