1
1

Manfaatkan Momentum Pemulihan Ekonomi Global, BCA dan MAMI Pasarkan Reksa Dana MANSYAF

Media Asuransi, JAKARTA – Di masa awal pemulihan ekonomi global saat ini, ada banyak peluang investasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pemilik dana untuk mengembangkan asetnya. Para pemilik dana tentu menyadari bahwa seiring pulihnya perekonomian, maka nilai investasi diperkirakan akan terus membubung. Hal ini yang membuat PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memutuskan untuk menggandeng PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), memasarkan produk reksa dana.

BCA bekerja sama dengan MAMI sebagai penyedia reksa dana berkualitas bagi para nasabah BCA. Kali ini, BCA akan mendistribusikan Reksa Dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) melalui cabang BCA yang melayani transaksi reksa dana dan aplikasi Welma.  Kerja sama yang diluncurkan pada Selasa, 15 Maret 2022 ini, merupakan wujud dari komitmen BCA untuk memberikan solusi investasi dan keuangan yang berkualitas bagi para nasabahnya.

Apakah kini saat yang tepat untuk meluncurkan kerja sama pemasarang reksa dana? Tentu saja. Karena memang ada kebutuhan di kalangan nasabah BCA terhadap produk reksa dana. “Melalui kemitraan ini, kami menghadirkan produk investasi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan para nasabah yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan investasi yang menarik di kawasan Asia Pasifik melalui reksa dana MANSYAF,” kata Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman, saat peresmian kerja sama ini.

|Baca juga: MAMI: Dampak Krisis Ukraina Terhadap Pasar Finansial Indonesia Relatif Terbatas

Saat ini, reksa dana memang menjadi pilihan favorit di kalangan investor individu. Hal ini tak lepas dari kinerja yang cukup stabil di masa pandemi Covid-19 ini. Sebagai contoh, dalam setahun terakhir (per akhir Januari 2021–akhir Januari 2022), reksa dana saham Manulife Saham Andalan (MSA) mencatatkan kinerja sebesar 23,44 persen. Pada periode yang sama, reksa dana pendapatan tetap Manulife Pendapatan Bulanan II (MPB II) mencatatkan kinerja sebesar 3,37 persen dan Manulife Obligasi Unggulan (MOU) memberikan imbal hasil sebesar 5,45 persen.

Di pekan kedua Maret 2022, di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun tipis, yakni -0,08 persen, reksa dana saham dan reksa dana campuran tetap mencatatkan return positif. Mengutip Weekly Mutual Funds Update yang diterbitkan oleh Infovesta Utama, pada pekan kedua Maret 2022, reksa dana saham membukukan imbal hasil sebesar +0,27 persen dan reksa dana campuran mencatatkan return +0,11 persen. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap terkoreksi -0,42 persen. Sementara itu, reksa dana pasar uang masih terpantau stabil dengan membukukan pertumbuhan +0,05 persen.

Suwignyo menambahkan, BCA memiliki pengalaman lebih dari 65 tahun di industri keuangan.  Selama ini BCA senantiasa berfokus pada kebutuhan para nasabah dengan menghadirkan berbagai inovasi dan menjalin sinergi dengan berbagai institusi untuk menyediakan beragam solusi keuangan yang berkualitas, termasuk produk investasi. 

BCA mencatatkan pertumbuhan AUM (Asset under Management) investasi nasabah yang tinggi, hingga lebih dari 50 persen year on year (yoy).  “Kerja sama antara BCA dengan MAMI merupakan bagian dari langkah kami untuk memberikan solusi Wealth Management, khususnya produk investasi bagi nasabah BCA,” jelas Suwignyo Budiman. 

Dalam kesempatan yang sama, CEO & Presiden Direktur MAMI, Afifa, mengatakan bahwa kemitraan ini merupakan kolaborasi yang kuat antara dua institusi penyedia jasa keuangan dan investasi yang terpercaya di Indonesia. BCA merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan MAMI merupakan salah satu perusahaan manajer investasi terkemuka di Indonesia.

|Baca juga: MAMI: Pasar Lebih Siap Hadapi The Fed Tapering Saat Ini

MAMI dan BCA secara bersama akan menyediakan solusi investasi dan layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan nasabah BCA, dimulai dengan penjualan reksa dana MANSYAF di BCA saat ini. “Reksa dana berdenominasi dolar AS ini membuka peluang investasi bagi para nasabah yang ingin menangkap peluang investasi di berbagai pasar di kawasan Asia Pasifik yang memiliki valuasi relatif rendah dan marjin laba yang relatif tinggi.  Portofolio MANSYAF terdiri dari berbagai saham milik perusahaan-perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan memiliki valuasi yang wajar,” tutur Afifa.

Sementara itu, Executive Vice President Wealth Management BCA, Ugahary Yovvy Chandra, mengatakan bahwa pihaknya menghadirkan MANSYAF karena melihat peluang pertumbuhan di Asia Pasifik. Ini saat yang tepat untuk memberikan solusi terbaru dari Wealth Management BCA bagi para nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi untuk memenuhi beragam tujuan keuangannya di masa depan.

“MANSYAF akan tersedia di BCA mulai 16 Maret 2022. Nasabah dapat menghubungi Cabang BCA untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai MANSYAF.  Sebagai bagian dari kerja sama antara BCA dengan MAMI dan peluncuran MANSYAF di BCA, kami memberikan benefit khusus bagi para nasabah yaitu cashback hingga IDR1 juta untuk investasi MANSYAF hingga 31 Mei 2022,” katanya.

|Baca juga: MAMI Kelola Dana Rp104,7 Triliun dari 1,1 Juta Investor Indonesia

Chief Economist and Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan, menambahkan bahwa pemulihan ekonomi global yang lebih merata pada tahun 2022 akan berdampak positif bagi pasar yang sebelumnya tertinggal.  Perbedaan valuasi pasar saham Asia terhadap pasar di negara maju cukup lebar, saat ini pasar saham Asia berada di level sekitar 25 persen lebih murah dibandingkan negara maju.

“Selain itu, kawasan Asia juga diuntungkan oleh beberapa faktor, diantaranya siklus ekonomi yang masih melanjutkan akselerasi pemulihan dan inflasi yang lebih terjaga dibandingkan kawasan negara maju, sehingga memberi ruang kebijakan bagi bank sentral kawasan ini. Faktor lainnya yaitu kinerja pasar saham Asia yang mengalami ketertinggalan di 2021, yang membuat valuasi pasar berada pada level yang atraktif,” jelasnya.

Lebih lanjut Katarina menjelaskan bahwa MANSYAF menangkap potensi pertumbuhan struktural kawasan Asia Pasifik.  Tiap negara di kawasan ini memiliki keunggulannya masing-masing yang menarik.

Sebagai contoh, Korea Selatan dan Taiwan memiliki kekuatan di sektor semikonduktor, yang merupakan bahan baku untuk berbagai produk elektronik. China memiliki keunggulan pada konsumsi domestik yang besar dan teknologi energi terbarukan. Kawasan ASEAN dan India memiliki potensi ekonomi digital yang besar. “Dengan berinvestasi di MANSYAF, investor mendapatkan eksposur pada sektor-sektor tersebut,” kata Katarina Setiawan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Evermos Perkuat Komitmen untuk Akselerasi Digital Economy yang Inklusif
Next Post MARKET BRIEF: Sentimen Pertemuan The Fed Angkat Bursa Wall Street  

Member Login

or