1
1

Masuk Papan Pemantauan Khusus, Ini Penjelasan Manajemen MNC Energy Investments (IATA)

PT MNC Energy Investments Tb mempunyai beberapa bidang usaha salah satunya minyak dan gas melalui anak perusahaannya Bhakti Migas Resource. | Foto: mncenergy.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menyampaikan bahwa masuknya saham perseroan ke papan pemantauan khusus tidak mencerminkan fundamental perseroan.

Head of Investor Relations MNC Group Natassha Yunita mengatakan perseroan menyadari penurunan harga saham yang disebabkan oleh implementasi Full Call Auction. “Kami memahami fluktuasi tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. Untuk itu, kami mengambil kesempatan ini untuk memberikan klarifikasi dan menegaskan kembali komitmen terhadap peningkatan nilai jangka panjang Perseroan,” jelasnya dalam keterbukaan informasi publik, Senin, 3 Juni 2024.

Pada tanggal 25 Maret 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem Full Call Auction untuk saham-saham yang berada pada Papan Pemantauan Khusus. Salah satu kriteria yang memicu masuknya saham emiten ke papan ini adalah rata-rata harga saham kurang dari Rp51,00 dalam enam bulan terakhir di Pasar Reguler.

|Baca juga: MNC Energy Investments (IATA) Berencana Rilis Obligasi Rp1 Triliun dan Sukuk Rp500 Miliar

“Namun, masuknya Perseroan ke dalam Papan Pemantauan Khusus ini tidak mencerminkan fundamental kami.”

Dia menjelaskan IATA mengelola 8 IUP di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dan secara agresif meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan batu bara yang tinggi. Menurut laporan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), IATA saat ini memiliki cadangan batu bara sebesar 386,6 juta MT. Total tersebut diperoleh dari hanya sekitar 20% luas area penambangan Perseroan sebesar 72.478 Ha.

Cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi menunjukkan tambahan cadangan terbukti, setidaknya sebanyak 600 juta MT untuk semua IUP. Pada tahun 2023, kami memproduksi lebih dari 4 juta MT dari 3 IUP produksinya.

Selain itu, jelas Natassha, IATA akan memulai produksi dari IUP milik PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun 2024, yang akan memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan bisnis IATA. “Selain fokus pada peningkatan produksi batu bara, kami terus mengembangkan kontrak penjualan, mencari peluang untuk mengakuisisi tambang baru, mempertimbangkan prospek di bidang energi terbarukan, dan memastikan efisiensi dalam setiap aktivitas bisnis untuk menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.”

“Kuatnya fundamental yang dipaparkan di atas membangun kepercayaan diri investor. Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan IATA ke Papan Utama.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Bank ICBC Indonesia AAA dengan Outlook Stabil
Next Post Lonjakan Penjualan Kendaraan Listrik Buka Peluang Besar bagi Industri Asuransi

Member Login

or