Media Asuransi, JAKARTA – Meski mencatatkan kinerja profitabilitas di bawah ekspektasi, Mirae Asset Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi Beli untuk PT Aneka Tambang Tbk.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Aneka Tambang (ANTM IJ) – Earnings below estimate due to impairment losses, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap mengatakan, ANTM mencatat pendapatan sebesar Rp12,0 triliun (+30,1 QoQ; +28,2% YoY) di 4Q21, yang berarti pendapatan tahun 2021 sebesar Rp38,4 triliun (+40,5% YoY), sejalan dengan perkiraan Juan, tetapi di atas ekspektasi konsensus. “Peningkatan pendapatan terutama didorong oleh peningkatan pendapatan dari segmen emas dan feronikel masing-masing sebesar +34,0% YoY dan +36,5% YoY.”
Per 4Q21, produksi feronikel ANTM meningkat menjadi 6,7 ribu tni (+4,7% QoQ; -1,5% YoY), sehingga volume produksi tahun 2021 sebesar 25,8 ribu tni (-0,4% YoY), sejalan dengan perkiraan Juan sebesar 99,2 %.
Di sisi lain, volume penjualan feronikel meningkat sebesar 4,4% QoQ menjadi 7,1 ribu tni pada 4Q21 namun masih mencatat pertumbuhan yang relatif datar secara kumulatif sebesar 26,0 ribu tni (-0,7% YoY) pada tahun 2021. Pada segmen emas, tingkat produksi meningkat menjadi 528kg (+19,2% QoQ; +36,1% YoY). Akibatnya, angka 2021 tercatat datar menjadi 1.690kg (+1,1% YoY).
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Mencermati Kinerja Antam (ANTM) yang On Track
“ANTM membukukan laba bersih Rp151 miliar (-72,5% QoQ; -51,8% YoY) di 4Q21, sehingga laba bersih tahun 2021 menjadi Rp1,8 triliun (+62,0% YoY), di bawah perkiraan kami, tetapi sejalan dengan konsensus 77,1% dan 76,9%, masing-masing.”
Menurut Juan, hasil yang lebih rendah dari perkiraan ini disebabkan oleh penurunan nilai yang lebih tinggi dari perkiraan mengingat peningkatan signifikan dari kerugian penurunan nilai pada 4Q21 sebesar Rp972 miliar (9M21: Rp358 miliar). Penurunan nilai tersebut terutama terkait dengan aset tetap ICA karena kerugian berulang dan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada komponen biaya produksi utama, seperti batu bara, bahan bakar, dan biaya logistik.
“Kami tetap mempertahankan rekomendasi Beli kami di ANTM dengan target harga tidak berubah Rp3.200. TP kami diturunkan dengan menggunakan metode gabungan yang sama dari target FY22F EV/EBITDA kelipatan 15,2x (+0,5x SD dari 4 tahun) dan metode penilaian FCFE (biaya ekuitas: 14,4%; pertumbuhan terminal: 4%).”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News