1
1

Minim Sentimen Positif, IHSG Pagi di Awal Pekan Melemah

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan dibuka melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu. Para investor sebaiknya berhati-hati saat berinvestasi di pasar modal guna memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.

IHSG Senin, 22 Januari 2024, perdagangan pagi dibuka tertekan di 7.227 dan tak lama kian melemah ke 7.209. Level tertinggi di 7.240 dan terendah di 7.196. Volume perdagangan pagi tercatat 2,24 miliar lembar saham senilai Rp1,33 triliun. Sebanyak 181 saham menguat, sebanyak 218 saham melemah, dan sebanyak 253 saham stagnan.

Sementara itu, bursa saham Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB) didorong oleh sektor teknologi. Pada perdagangan tersebut, terpantau indeks S&P 500 dan Dow Jones mencapai rekor baru.

|Baca: Pajak Hiburan Melesat, Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal

Indeks S&P 500 berbasis luas naik 1,2 persen menjadi ditutup di 4.839,81, melampaui rekor tertinggi sepanjang masa pada 2022. Dow Jones Industrial Average menguat 1,1 persen menjadi 37.863, juga level tertinggi baru. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 1,7 persen menjadi berakhir di 15.310,97.

“Saham-saham teknologi terus memimpin pasar lebih tinggi. Ada tindakan yang eksplosif di SMCI, di Nvidia, di Broadcom, di semikonduktor secara umum, dan itu tetap bullish untuk pasar,” kata Adam Sarhan dari 50 Park Investments.

Saham SMCI meroket

Sementara itu, saham SMCI meroket 35,9 persen, Nvidia naik 4,2 persen, dan Broadcom bertambah 5,9 persen. Namun, Jose Torres dari Interactive Brokers memperingatkan dalam sebuah catatan bahwa reli pasar baru-baru ini kurang memiliki partisipasi luas.

Lonjakan terbaru terjadi setelah data ekonomi menunjukkan bahwa suku bunga hipotek yang tinggi dan persediaan yang terbatas menyeret penjualan rumah yang ada di AS ke tingkat tahunan terendah sejak 1995.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Manajemen Aneka Tambang (ANTM) Buka Suara terkait Kasus Rekayasa Jual Beli 1,1 Ton Emas
Next Post Awali Pekan, Kurs Rupiah Pagi Cerah di Rp15.611/US$

Member Login

or