Media Asuransi, JAKARTA – PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), peritel gaya hidup terkemuka di Indonesia, pada semester pertama 2025 mencatat pendapatan bersih sebesar Rp19,6 triliun, tumbuh 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba kotor naik 6,7% menjadi Rp8,3 triliun, sementara laba usaha mencapai Rp1,6 triliun, dan EBITDA tercatat sebesar Rp3,3 triliun. Laba bersih perusahaan pada semester pertama meningkat 6,5% menjadi Rp1,1 triliun.
|Baca juga: Mitra Adiperkasa (MAPI) Bagikan Dividen Tunai 2024 sebesar Rp166 Miliar
Pada kuartal kedua, MAP membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 11,5% menjadi Rp10,3 triliun. Laba kotor meningkat 4,6% menjadi Rp4,2 triliun, dengan laba usaha tercatat sebesar Rp851 miliar, dan EBITDA mencapai Rp1,7 triliun.
Kemudian untuk laba bersih pada kuartal kedua, MAP membukukan Rp578 miliar. “MAP mencatat kinerja yang stabil pada kuartal kedua, di tengah ketidakpastian makroekonomi yang terus berlangsung dan kondisi pasar yang kurang kondusif.
|Baca juga: Matahari Department Store (LPPF) Bukukan Penjualan Rp4,6 Triliun
“Meskipun sebagian penjualan Lebaran beralih ke bulan Maret, tetapi peluncuran iPhone 16 pada bulan April memperkuat kembali momentum bisnis Digital kami. Selain itu, periode libur sekolah di bulan Juni juga memberikan kontribusi positif terhadap hasil keseluruhan,” ujar Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 31 April 2025.
MAP tetap fokus pada portofolio yang beragam, dengan mengakuisisi Toast Box pada bulan April, diikuti oleh peluncuran Vivaia di Thailand pada bulan Juni. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan MAP untuk terus mengikuti perkembangan gaya hidup konsumen dan menghadirkan kurasi brand, produk, dan layanan yang tepat.
“Kami terus mengimplementasikan strategi penting untuk mewujudkan potensi penuh MAP dalam jangka panjang. Memasuki semester kedua tahun ini, MAP akan semakin tanggap dan fokus dengan langkah-langkah seperti optimalisasi portofolio, pengendalian inventory yang disiplin, serta peningkatan efisiensi operasional. Hal ini menjadi pondasi untuk membangun MAP yang lebih kuat dan bernilai bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutup Ratih.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News