1
1

Penutupan Perdagangan: IHSG Menghijau, Rupiah Terpuruk

Investor lokal sedang mencermati pergerakan saham di Wall Street | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terpantau berakhir di area positif. Indeks acuan saham Indonesia sukses menguat meski di hampir sepanjang perdagangan hari ini berlayar di area pelemahan.

IHSG Senin, 22 Januari 2024, perdagangan sore berakhir menguat ke posisi 7.247, menguat 20 poin atau setara 0,28 persen ketimbang pagi tadi di 7.227. Level tertinggi di 7.247 dan terendah di 7.194. Volume perdagangan hari ini tercatat 17 miliar lembar saham senilai Rp11,7 triliun. Sebanyak 211 saham menguat, sebanyak 325 saham melemah, dan 232 saham stagnan.

|Baca: 2 Sisi Mata Uang Koin Nol Emisi Karbon dan Pembangunan Berkelanjutan

Rupiah tertekan

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin sore ditutup tertekan ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.611 per US$. Sentimen positif dari Bank Indonesia (BI) memudar dan membuat mata uang Garuda tidak bisa menahan keperkasaan mata uang Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir di posisi Rp15.636 per US$, melemah 21 poin atau setara 0,14 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.608 hingga Rp15.640 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.542 per US$.

Wall Street menguat

Di sisi lain, bursa saham Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB) didorong oleh sektor teknologi. Pada perdagangan tersebut, terpantau indeks S&P 500 dan Dow Jones mencapai rekor baru.

Indeks S&P 500 berbasis luas naik 1,2 persen menjadi ditutup di 4.839,81, melampaui rekor tertinggi sepanjang masa pada 2022. Dow Jones Industrial Average menguat 1,1 persen menjadi 37.863, juga level tertinggi baru. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 1,7 persen menjadi berakhir di 15.310,97.

Kemudian, dolar Amerika Serikat berada di jalur kenaikan minggu ini pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB), menambah kenaikan solid sepanjang tahun ini. Kondisi itu seiring perekonomian AS dan penolakan dari bank sentral telah menyebabkan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga secara cepat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 100.181 Jemaah Sudah Periksa Kesehatan dan Penuhi Istithaah
Next Post Emiten Farmasi Sangat Menjanjikan untuk Jangka Panjang

Member Login

or