Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama mencatat kinerja pasar SBN mengalami kenaikan sebesar 0,09% sepanjang pekan lalu. Seiring dengan itu, kinerja pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,03%, dimana kelompok rating A mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 0,41%.
Dikutip dari Weekly Update Bond Market, Selasa, 22 Oktober 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan investor asing tercatat mencatatkan aksi net buy di pasar SBN domestik sebesar Rp5,43 T dalam sepekan per 15 Oktober. AS melaporkan data NY Empire State Manufacturing Index yang secara tak terduga mengalami penurunan -11,9 di bulan Oktober, turun dari level 11,5 di bulan sebelumnya dan konsensus yang memperkirakan di level 3,8. Pelemahan indeks manufaktur untuk negara bagian New York terlemah sejak Mei.
|Baca juga: MAMI: Ruang Pelonggaran Moneter Masih Cukup Besar, Peluang Menarik bagi Pasar Obligasi
Sementara itu, AS juga melaporkan data penjualan ritel bulan September yang mengalami kenaikan sebesar 0,4% MoM, naik dari bulan sebelumnya di level 0,1% dan konsensus 0,3%. Dari domestik, BI dalam RDG bulan Oktober memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6%.
Yield SBN benchmark tercatat bergerak naik tipis pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor 15 tahun (FR0098) mencatatkan kenaikan yield plaing tinggi sebesar 7 bps, disusul kelompok tenor 20 tahun (FR0097) yang naik sebesar 5 bps. Sementara itu, kelompok tenor 5 tahun (FR0101) dan kelompok tenor 10 tahun (FR0100) tercatat hanya naik sebesar 1 bps.
Pada awal pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat melandai ke kisaran level 4% seiring dengan rilis data Manufaktur di negara bagian New York mengalami pelemahan dan melandainya harga minyak dunia akibat sedikit meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan proyeksi permintaan global yang lemah, sebelum akhirnya mengalami kenaikan kembali ke atas 4,1% akibat rilis data penjualan ritel yang masih sangat solid.
|Baca juga: Pasar Obligasi dan Saham Tuai Sentimen Positif Pemangkasan Suku Bunga
Total nilai transaksi di pasar SBN tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp14,53 triliun atau 13,88% pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor menengah (5 tahun-15 tahun) mencatatkan kenaikan nilai transaksi paling besar sebanyak Rp18,08 triliun, disusul kelompok tenor pendek (< 5 tahun) yang naik sebesar Rp2,67 triliun, sementara kelompok tenor panjang (> 15 tahun) mencatatkan penurunan nilai transaksi sebesar Rp6,22 triliun.
Di tengah tren masih tingginya risiko kenaikan inflasi kembali di AS pasca masih solidnya rilis data tenaga kerja dan inflasi di AS pada awal bulan ini, investor asing masih mencatatkan aksi net buy di pasar SBN dalam sebulan terakhir. Masih derasnya inflow asing ke pasar SBN domestik disebabkan oleh masih stabilnya nlai Rupiah.
Sementara itu, total nilai transaksi di pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami penurunan pada pekan lalu sebesar Rp2,76 triliun atau – 26,53%. Tercatat kelompok rating A mengalami penurunan nilai transaksi paling tinggi sebesar Rp2,29 triliun, disusul kelompok rating AA yang turun sebesar Rp1,09 triliun, sementara kelompok rating AAA tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp0,40 triliun, disusul kelompok rating BBB yang naik sebesar Rp0,22 triliun.
Indonesia melaporkan nilai investasi langsung asing (FDI) pada kuartal ke-3 tahun 2024 yang mengalami kenaikan 18,55% secara tahunan, naik dari kuartal ke-2 yang hanya tumbuh 16,6%. Asing tercatat masih terus masuk ke sektor pertambangan dan mineral seiring dengan kebijakan hilirisasi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News