Media Asuransi, JAKARTA – Lanskap pendanaan modal ventura (VC) di Tiongkok mengalami kontraksi yang signifikan pada kuartal pertama (Q1) tahun 2025, di mana volume dan nilai transaksi mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut GlobalData, Tiongkok mencatat penurunan tahun ke tahun (YoY) sekitar 18% dalam volume transaksi VC pada Q1 2025. Nilai pendanaan VC anjlok lebih drastis secara YoY hingga lebih dari 50%,
|Baca juga: Jumlah Pendanaan Modal Ventura Turun 11,9% sepanjang 2024
Aurojyoti Bose, Analis Utama di GlobalData, mengatakan kontraksi ini menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan rintisan dalam mengamankan pendanaan untuk pertumbuhan dan inovasi. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk peningkatan pengawasan regulasi, perlambatan ekonomi, dan ketegangan geopolitik yang membuat investor lebih berhati-hati.
“Meskipun penurunan baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran terkait sentimen investor, negara tersebut masih memegang pangsa yang signifikan dalam aktivitas VC global,” katanya dalam riset dikutip, Senin, 12 Mei 2025.
|Baca juga: Startup Jerman Jadi Incaran Investasi Modal Ventura
Analisis Basis Data Transaksi GlobalData mengungkapkan bahwa meskipun terjadi penurunan, pangsa Tiongkok dalam volume transaksi global tetap substansial, mencakup lebih dari 15% dari total jumlah transaksi VC yang diumumkan secara global selama kuartal tersebut.
Namun di sisi lain, penurunan tajam dalam nilai pendanaan ini mengakibatkan pangsa Tiongkok dalam nilai transaksi global turun dari 21,8% pada Q1 2024 menjadi 9,3% pada Q1 2025. Sebaliknya, AS telah mengalami peningkatan yang luar biasa dalam nilai pendanaan VC, yang semakin memperlebar kesenjangan antara kedua kekuatan ekonomi ini.
Bose menyimpulkan meskipun negara tersebut tetap menjadi pusat penting bagi modal ventura, lingkungan saat ini mencerminkan kalibrasi ulang sentimen investor.
“Penurunan dalam volume dan nilai transaksi menunjukkan bahwa investor menjadi lebih selektif, dengan fokus pada sektor atau perusahaan rintisan dengan potensi pertumbuhan yang jelas dan model bisnis yang berkelanjutan.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News