Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positifnya dan berhasil tembus di atas level 7.000, di mana IHSG sepanjang sepekan lalu menguat 2,67 persen ke level 7.063,58 pada akhir perdagangan Jumat, 28 Juni 2024.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menegaskan penguatan IHSG tertopang dua top gainers yakni IDX Energy yang menguat 2,70 persen karena kenaikan saham DSSA dan BYAN dan IDX Basic yang menguat 2.66 persen karena kenaikan saham TPIA dan SMGR.
Top losers yang menghambat penguatan IHSG yakni IDX Property yang melemah 0,83 persen karena koreksi saham properti utama yakni PWON, SMRA, dan BSDE. Sejumlah sentimen yang menopang laju IHSG yakni inflasi PCE AS, HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia, potensi perpanjangan restrukturisasi kredit covid-19 dan window dressing akhir kuartal II.
Angga merinci inflasi PCE AS masih sesuai prediksi, turun ke 2,6 persen karena penurunan harga barang dan energi. “Jika inflasi semakin mendekati target dua persen The Fed maka suku bunga bisa diturunkan sesuai timeline yaitu Desember. Hal ini baik untuk pasar saham secara general,” ucapnya, dikutip dari risetnya, Senin, 1 Juli 2024.
|Baca juga: Market Brief: Wall Street Melemah Usai Rilis Data Ekonomi AS
Terkait sentimen HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia menyusul Morgan Stanley, HSBC Holding Plc menurunkan peringkat saham dari overweight menjadi netral buntut risiko tekanan earning karena tingginya suku bunga dań lemahnya rupiah serta ketidakpastian kebijakan pemerintah akibat potensi pergantian kabinet yang akan berlangsung.
“Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap potensi arus modal asing yang bisa masuk ke pasar modal Indonesia,” jelas Angga.
Sentimen rekomendasi saham
Terkait potensi market pada 1-5 Juli 2024, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan dua sentimen lagi selain potensi perpanjangan restrukturisasi kredit covid-19 yang akan memengaruhi pergerakan IHSG, yakni inflasi Indonesia dan gerak rupiah serta foreign.
Angga berpandangan inflasi Indonesia pada Juni diprediksi turun ke 2,7 persen seiring tekanan harga pangan yang sudah mulai menurun. Sementara itu, gerak IHSG akan bergantung pada pergerakan dari rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan mulai stabil seiring prospek pemotongan suku bunga karena data inflasi AS yang kembali melandai.
“Kembali masuknya investor asing ke saham-saham big caps juga dinantikan pelaku pasar seiring stabilnya nilai tukar. Diharapkan, terjadi pemotongan suku bunga di Desember nanti. Adapun rentang rupiah terhadap dolar AS di Rp16.280 per US$ hingga Rp16.450 per US$,” ucapnya.
|Baca juga: Mengulik Tren Smartphone Premium yang Jadi Incaran Gen Z dan Milenial di Indonesia
Berkaca pada sejumlah data ekonomi dan sentimen minggu tersebut, termasuk potensi perpanjangan restrukturisasi kredit covid-19, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham berikut untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 5 Juli 2024 yakni:
Buy BMRI (Support Rp5.925, Resist Rp6.550)
Potensi diperpanjangnya restrukturisasi kredit covid sampai 2025 menjadi angin positif untuk sektor perbankan karena akan memengaruhi kinerja sektor perbankan.
Buy SMGR (Support Rp3.560, Resist Rp4.100)
IDX Basic yang menjadi salah satu sektor penopang indeks di minggu kemarin berpotensi berlanjut dengan SMGR sebagai salah satu anggota IDX Basic.
Buy on Breakout BUKA (Support Rp137, Resist Rp152)
Terdapat akumulasi salah satu broker dan berpotensi breakout resisten Rp142 dalam jangka pendek. Prospek inflasi Indonesia yang kembali menurun juga membuka peluang penurunan suku bunga dalam jangka menengah dan menguntungkan emiten seperti BUKA.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News