Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham BEI selama periode 10—14 Maret 2025 berada di zona merah.
Berdasarkan keterangan resmi BEI dikutip, Senin, 17 Maret 2025, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan lalu mengalami penurunan sebesar 1,48%, menjadi 1,09 juta kali transaksi dari 1,10 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,81% menjadi berada pada level 6.515 dari 6.636 pada pekan sebelumnya.
Koreksi turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa yaitu sebesar 1,87% menjadi Rp11.235 triliun dari Rp11.450 triliun pada sepekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 12,94% menjadi 17,31 miliar lembar saham dari 19,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
|Baca juga: Harga Saham ini Malah Naik Lebih 100% Saat IHSG Jeblok
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami penurunan, yaitu sebesar 28,43% menjadi Rp9,40 triliun dari Rp13,14 triliun pada pekan sebelumnya. Investor asing pada Jumat pekan lalu mencatatkan nilai jual bersih Rp1,77 triliun dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp26,04 triliun.
Mengawali pekan ini, tepatnya pada Senin (10/3), perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka oleh PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) dalam rangka pencatatan perdana saham. MINE yang tercatat di papan utama bergerak pada industri jasa pertambangan dan menangani berbagai kontrak jasa pertambangan nikel. MINE menjadi perusahaan tercatat ke-9 yang tercatat di BEI pada tahun 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp132,34 miliar.
|Baca juga: Prediksi IHSG dan 4 Rekomendasi Saham Menarik Hari Ini untuk Diakumulasi
Kemudian KAQI yang tercatat di papan pengembangan bergerak dibidang usaha perawatan, perbaikan, dan perdagangan suku cadang serta aksesori kaki-kaki kendaraan. KAQI merupakan perusahaan tercatat ke-10 yang tercatat di BEI pada tahun 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp53,1 miliar.
Selanjutnya pada Jumat (14/3), Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT CIMB Auto Niaga Finance mulai dicatatkan di BEI. Sukuk tersebut dicatatkan dengan nominal pokok Rp1,6 miliar dan mendapat hasil peringkat AA+ (idn) (Double A Plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan ini.
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 23 emisi dari 16 emiten senilai Rp27,92 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 602 emisi dengan outstanding sebesar Rp483,20 triliun dan US$105,75 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp6.190,33 triliun dan US$502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,41 triliun.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News