Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan tekanan pada pasar saham bakal mereda secara lebih terbatas sehingga investor dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued.
Sedangkan pada obligasi, diprediksi masih dapat melanjutkan tren penguatan namun lebih terbatas karena investor akan cenderung wait & see terhadap rilis data inflasi CPI dan PPI dari AS.
“Investor disarankan untuk masih mengoleksi seri yang memiliki long duration agar lebih optimal dalam merasakan momentum kenaikan harga dan disaat yang bersamaan mendapatkan kupon yang lebih tinggi,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 11 Februari 2025.
|Baca juga: IHSG Loyo, Saatnya Tebalkan Dompet dengan Koleksi ASII, BIRD, BRIS, dan MAPI!
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -5,16% ke level 6.742,58 dipicu oleh melemahnya mayoritas indeks sektoral dan saham big caps. Kemudian, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp3,81 triliun dalam sepekan.
Dari sisi saham, top laggards IHSG yakni BMRI (-14,52%), BREN (-22,16%) dan BBRI (-4,50%). Dari sentimen domestik, perekonomian Indonesia tumbuh 5,03% pada tahun 2024, tidak mencapai target resmi sebesar 5,2% dan merupakan angka terendah dalam tiga tahun terakhir. Untuk tahun 2025, target pertumbuhan PDB tetap di angka 5,2%.
Namun, bank sentral baru-baru ini merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini menjadi 4,7%-5,5%, turun dari 4,8%-5,6%, dengan alasan gangguan tarif AS. Dari China, PMI Manufaktur Umum Caixin China berada di angka 50,1 poin lebih rendah dari konsensus pasar sebesar 50,5 poin.
|Baca juga: REVIEW SEPEKAN: IHSG Terkoreksi 5,16%, Kapitalisasi Pasar Susut 5,87%
Dari AS, Tingkat pengangguran AS menjadi 4,0% alias lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 4,1%. Sementara itu, Ekonomi AS menambah 143.000 pekerjaan pada Januari 2025, jauh di bawah perkiraan 170.000. Kenaikan pekerjaan terjadi di bidang perawatan kesehatan, perdagangan eceran, dan bantuan sosial serta pekerjaan pemerintah terus meningkat.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,46% ke level 10.549,20. Yield SBN 10-tahun dan US Treasury Yield 10-yr bergerak bullish yakni masing-masing turun sebesar – 14,34bps WoW ke level 6,92% dan -9,00bps ke level 4,49%.
Sentimen dari domestik, laju inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 0,76% YoY yang merupakan angka terendah sejak Maret 2000. Penurunan inflasi disebabkan oleh dampak tarif diskon listrik 50% pada bulan pertama tahun 2025.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News