Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat tipis pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Para pedagang bereaksi terhadap bukti meredanya inflasi konsumen yang menjadi tanda positif bagi Federal Reserve saat mempertimbangkan pemotongan suku bunga.
Mengutip The Business Times, Kamis, 15 Agustus 2024, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,6 persen menjadi 40.008,39. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,4 persen menjadi 5.455 dan Nasdaq melonjak kurang dari 0,1 persen menjadi 17.192,60.
Indeks harga konsumen (CPI) turun lebih dari yang diharapkan bulan lalu hingga mencapai level terendah sejak Maret 2021, menurut data terbaru Departemen Tenaga Kerja, yang memperkuat kemungkinan bahwa Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pertamanya pada September.
|Baca juga: Menuju Penerapan IFRS 17 di Indonesia 2025: Pelajaran Implementasi dari Jurisdiksi Lain
“Pada dasarnya, inflasi sesuai dengan ekspektasi,” kata Peter Cardillo dari Spartan Capital.
Dolar AS memangkas kerugian
Di sisi lain, dolar Amerika Serikat (US$) memangkas kerugian terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi setelah data indeks harga konsumen menunjukkan inflasi mereda dan tidak banyak mendukung ekspektasi penurunan suku bunga yang besar.
Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap enam mata uang utama, berada di 102,59, turun 0,04 persen. Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang menjelang data inflasi AS. Dolar melemah pada Selasa usai data menunjukkan harga produsen AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada Juli, yang menunjukkan tekanan inflasi yang moderat.
|Baca juga: Banyak Nasabah Tidak Aktif di Bank Digital, Ini Respons Bank Jago
Para pedagang telah secara luas mengharapkan penurunan suku bunga pada September sebelum data harga produsen, dan meningkatkan taruhan untuk penurunan 50 basis poin yang sangat besar setelah rilis menjadi 56 persen dari 53 persen sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News