1
1

Kinerja Industri Asuransi Umum 2021,
Premi Tumbuh, Klaim Turun

Industri asuransi umum di Indonesia mencatat pertumbuhan premi sebesar 1,7 persen pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2020, atau secara tahunan (year on year/yoy). Di sisi lain, pada tahun 2021 tercatat penurunan klaim sebesar Rp5,29 triliun, atau terkontraksi 14,7 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan dengan tahun 2020.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa per Desember 2021, total premi asuransi umum tercatat sebesar Rp78,14 triliun, bertambah sekitar Rp1,32 triliun jika dibandingkan dengan premi tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp76,83 triliun. Sementara itu per Desember 2021, total klaim yang dilaporkan 71 perusahaan asuransi umum tercatat Rp30,68 triliun, turun jika dibandingkan dengan klaim tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp35,98 triliun.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik, Riset & Analisa, Trinita Situmeang, dalam jumpa pers kinerja asuransi umum dan reasuransi kuartal IV/2021, yang dilakukan secara daring, Kamis, 17 Maret 2022. Data pertumbuhan premi dan penurunan klaim itu dikumpulkan dari 71 perusahaan asuransi umum yang menjadi anggota AAUI.

Menurut Trinita, lini bisnis asuransi properti masih menjadi penyumbang premi terbesar pada tahun 2021 lalu, dengan nilai premi mencapai Rp22,36 triliun. Nilainya meningkat Rp1,43 triliun atau tumbuh 6,8 persen jika dibandingkan dengan premi lini bisnis ini di tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp20,93 triliun.

Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor menduduki posisi kedua penyumbang premi terbesar asuransi umum di tahun 2021, menyumbangkan premi sebesar Rp15,68 triliun, meningkat 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp14,73 triliun.

Secara keseluruhan ada 9 lini bisnis yang mencatat pertumbuhan di tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2020. Di sisi lain, ada 5 lini bisnis yang pertumbuhannya terkoreksi atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu ada 8 lini bisnis yang klaimnya turun dan ada 6 yang nilai klaimnya naik. Menurut Trinita, lini bisnis asuransi kredit menjadi pendorong penurunan klaim, yakniturun Rp3,09 triliun (-28,8 persen) dari Rp10,72 triliun pada 2020 menjadi Rp7,63 triliun pada tahun 2021. Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor menduduki posisi kedua penyumbang penurunan klaim terbesar asuransi umum di tahun 2021, yakni dengan turun Rp1,08 triliun (-15,5 persen), dari klaim sebesar Rp6,98 triliun di tahun 2020, menjadi sebesar Rp5,89 triliun di tahun 2020.

Sementara itu yang nilai klaimnya meningkat adalah: lini bisnis marine cargo (25,2 persen), lini bisnis aviation (16,2 persen), lini energy on shore (141,9 persen), lini bisnis PA & health (5,4 persen), lini bisnis surety ship (5,4 persen), dan bisnis miscellaneous (41,5 persen).


Kinerja Reasuransi 2021
AAUI melaporkan bahwa industri reasuransi di tanah air mencatat penurunan premi sebesar Rp3,81 triliun (-17,5 persen) di tahun 2021 jika dibandingkan dengan premi di tahun 2020. Nilai klaim reasuransi pada tahun 2021 tercatat mengalami penurunan Rp4,64 triliun (-37,6 persen) jika dibandingkan dengan nilai klaim 2020.

Menurut Trinita, premi reasuransi dari 6 perusahaan tercatat sebesar Rp17,96 triliun di 2021, turun dibandingkan premi tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp21,78 triliun. Penurunan premi reasuransi terbesar dicatatkan lini bisnis asuransi kredit turun Rp4,66 triliun atau terkontraksi 62,3 persen, yakni dari Rp7,48 triliun tahun 2020 menjadi Rp2,82 triliun di 2021.

Sementara itu pertumbuhan tertinggi dibukukan oleh lini bisnis reasuransi marine cargo dengan pertumbuhan 25,0 persen, dari Rp897 miliar di tahun 2020 menjadi Rp1,12 triliun di 2021. Sedangkan dari sisi nilai, pertumbuhan tertinggi dibukukan lini bisnis reasuransi properti naik Rp533 miliar (tumbuh 5,9 persen), dari Rp9,01 triliun di tahun 2020 menjadi Rp9,55 triliun.

Di sisi lain, Trinita Situmeang menuturkan bahwa nilai klaim reasuransi pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp7,72 triliun, turun Rp4,64 triliun (-37,6 persen) jika dibandingkan dengan nilai klaim 2020 yang sebesar Rp12,36 triliun. Penurunan klaim terbesar dibukukan lini bisnis reasuransi kredit, yang turun Rp4,2 triliun (-70,1 persen) yakni dari Rp5,99 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp1,79 triliun di tahun 2021. “Penurunan klaim reasuransi kredit ini, sejalan dengan penurunan premi reasuransi kredit,” jelasnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tingkatkan Daya Saing APARI Fokus Garap Program Edukasi
Next Post Transformasi IKNB OJK untuk Perkuat Pengaturan dan Pengawasan

Member Login

or