Perusahaan reasuransi yang tergabung dalam holding Indonesia Financial Group (IFG), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), berkomitmen membangun dan mengembangkan budaya industri asuransi yang sehat dan juga berkesinambungan. Nasional Re berambisi menjadi trend setter dalam praktik usaha yang sehat dan comply dengan regulasi.
Presiden Direktur PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), Achmad Sudiyar Dalimunthe, mengatakan bahwa Nasional Re berkomitmen untuk mengambil peran yang signifikan untuk dukungan kapasitas dan insurance knowledge
kepada ceding companies. Menurutnya, saat ini Nasional Re merupakan perusahaan reasuransi dengan cadangan teknis terbesar di Indonesia.
“Nasional Re yang sudah 27 tahun berkiprah di industri asuransi di Indonesia akan selalu berkontribusi dan mendukung kapasitas risiko bagi perusahaan-perusahaan asuransi nasional,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara Nasional Re’s CEO Gathering bertajuk Asean Insurance Outlook 2022 & Indonesia Macro Economic Outlook 2022 yang diselenggarakan secara hybrid pada Senin, 6 Desember 2021.
Achmad Sudiyar Dalimunthe yang akrab disapa Dody itu menjelaskan bahwa sebagai bagian dari holding IFG maka Nasional Re berkomitmen membangun dan mengembangkan budaya industri asuransi yang sehat dan juga berkesinambungan. Untuk itu, jelasnya, industri asuransi dituntut lebih prudent dan memastikan untuk mampu melaksanakan kewajiban pertanggungan risiko jangka ke depan.
“Mudah-mudahan upaya ini bagian dari apa yang ingin diharapkan oleh holding company kami agar Nasional Re itu menjadi trend setter bagi perkembangan industri reasuransi dan juga mendukung industri asuransi nasional,” pungkasnya.
Acara Nasional Re’s CEO Gathering diikuti oleh CEO perusahaanperusahaan asuransi yang menjadi mitra bisnis Nasional Re, dengan tujuan memperkuat kerja sama yang sudah terjalin, sekaligus sharing informasi tentang kondisi perasuransian global maupun perkembangan perekonomian lokal saat ini dan ke depan. Tantangan ke depan masih terkait dengan pandemi Covid-19, termasuk muncul varian baru Omicron yang berpotensi mempengaruhi perkembangan industri perasuransian nasional.
CEO Gathering dihadiri oleh Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau yang dikenal juga sebagai IFG sebagai holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan, serta Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO) sebagai pemegang saham Nasional Re.
Talkshow yang diselenggarakan secara hybrid (offline dan online) ini mendatangkan panelis Richard Duncan (Dick) Heath (CEO Arthur J Gallagher & Co, Asia) dan Budi Hikmat (Kepala Ekonom PT Bahana TCW Investment Management), yang dimoderatori oleh Toto Pranoto (Komisaris Utama Nasional Re) dan Erlan Risdiyanto (Direktur Operasi Nasional Re).
Dick Heath menguraikan bahwa premi industri reasuransi di wilayah ASEAN sekitar 5 persen dari total industri reasuransi global, saat ini sedang dalam kondisi hard market dalam mendukung aktivitas industri asuransi.
Hal itu akan menjadi perhatian bagi perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia terkait dengan program reasuransi dan retrosesi ke depan, serta peningkatan kompetensi teknis underwriter dengan didukung oleh implementasi data analytics yang memadai. Tarif asuransi akan memulai keseimbangan baru terkait dengan risiko dan liability, dan perusahaan asuransi dituntut untuk menciptakan laba dengan mengedepankan prudent underwriting.
Sementara itu, Budi Hikmat memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian Indonesia ke depan terkait iklim investasi yang dapat mendukung kondisi jasa keuangan termasuk industri asuransi.
Direktur Utama ASKRINDO, Priyastomo Ilyas, sebagai pemegang saham Nasional Re, menyatakan bahwa penguatan internal Nasional Re dimulai dengan memastikan penerapan tata kelola dan manajemen risiko yang baik agar dapat menunjukkan eksistensinya dan kemampuan finansialnya dalam mendukung industri perasuransian.
IFG sebagai holding industri asuransi mengharapkan perusahaan-perusahaan penjaminan dan asuransi di bawah IFG dapat menjadi trend setter dalam praktik usaha yang sehat dan comply dengan regulasi.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News