Media Asuransi, GLOBAL – Bursa Saham Asia diperdagangkan lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat, 4 April 2025, seiring pelaku pasar merespons merespons negatif kebijakan Presiden AS Donald Trump yang resmi menerapkan tarif impor resiprokal ke 180 negara mitra dagangnya dengan besaran yang variatif pada Kamis dini hari kemarin.
|Baca juga: Para Pemimpin Dunia Mengutuk Tarif Trump, Beberapa Berjanji untuk Membalas!
Pelaku pasar beralih ke aset safe haven seperti emas yang menyebabkan logam mulia ini pecah rekor tertinggi lebih dari 20 kali di tahun ini seiring kekhawatiran investor bahwa kebijakan tarif luas Presiden AS Donald Trump akan memicu resesi global.
Indeks Nikkei melemah 2,75 persen atau 955,35 poin ke level 33.780, disusul pelemahan indeks ASX Australia sebesar 2,44 persen (191 poin) ke 7.667,80 dan indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,86 persen (21 poin) berakhir di 2.465,42. Saham Asia kesulitan pulih dari kerugian besar sesi sebelumnya.
Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,26 persen dalam volume perdagangan tipis, seiring liburnya pasar China, Hong Kong, dan Taiwan.
|Baca juga: Bursa Saham Asia Ditutup Variatif Jelang Pengumuman Tarif Trump
Trump secara resmi mengumumkan pengenaan tarif ke seluruh negara di dunia, kecuali Rusia dan Korea Utara. Indonesia tidak luput dari tarif impor Trump dengan dikenakan tarif 32 persen untuk semua produk asal Tanah Air. Trump beralasan selama ini produk AS dikenai tarif 64 persen untuk masuk ke Indonesia. Selain itu, AS mempermasalahkan kebijakan pemerintah yang mewajibkan eksportir menyimpan dana hasil ekspor bermata uang dolar di dalam negeri. Juga kewajiban komponen dalam negeri untuk produk-produk smartphone.
Rupiah diperkirakan akan mengalami depresiasi lebih dalam saat aktivitas bisnis dan perdagangan dimulai lagi pada Selasa, 8 April 2025, usai berakhirnya libur panjang hari raya Nyepi dan Lebaran.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News