1
1

Bursa Saham Asia Ditutup Variatif Jelang Pengumuman Tarif Trump

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Asia pada akhir perdagangan Rabu, 2 April 2025, ditutup bervariasi seiring investor bersiap menghadapi keputusan Presiden AS Donald Trump yang direncanakan akan mengumumkan pemberlakukan tarif impor baru pada hari ini.

Bursa saham Asia masih mengalami tekanan sejak awal pekan ini namun untuk hari ini investor masih mengamati keputusan Trump. Indeks Kospi Korea ditutup lebih rendah 0,62 persen atau 15,53 poin ke level 2.505,86. Nikkei mendaki 0,28 persen atau 101 poin ke 35.725,87, Hang Seng menurun tipis 0,04 persen setara 10,4 poin ke 23.196, namun indeks Shanghai naik tipis 0,05 persen (1,69 poin) ke  3.350,13. Demikian juga indeks ASX Australia Australia diperdagankan 0.12 persen lebih tinggi untuk ditutup di 7.934,5.

|Baca juga: Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Ketidakjelasan Tarif Tump

Rilis data inflasi Korea Selatan menunjukkan kenaikan 2,1 persen yoy pada Maret lalu, lebih tinggi dari 2 persen yang terlihat pada bulan Februari, dan juga lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 2 persen. Inflasi inti di negara tersebut — tidak termasuk harga makanan dan energi — meningkat 1,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sebelumnya, bursa saham Wall Street pagi tadi ditutup dengan mencatatkan kenaikan S&P 500 dalam sesi perdagangan yang volatil, memperlihatkan indeks pasar yang luas naik dan turun, karena investor dengan cemas menunggu peluncuran tarif Presiden Donald Trump. S&P 500 ditutup naik 0,38 persen menjadi 5.633,07. Nasdaq Composite meningkat 0,87 persen ke 17.449,89. Tapi Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,03 persen (-11,80 poin) di 41.989,96.

|Baca juga: Indeks Wall Street Anjlok Usai Pengumuman Tarif Otomotif

Meskipun pasar kemungkinan akan bergejolak dalam waktu dekat, analis UBS memperkirakan arus berita akan menjadi “lebih positif” menjelang paruh kedua tahun ini.

“Kami pikir investor dapat menggunakan perubahan pasar untuk membangun eksposur jangka panjang. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan untuk memanfaatkan penurunan pasar untuk membeli saham dan perusahaan AS yang terekspos AI,” tulis bank investasi tersebut dalam sebuah catatan.

Christopher Harvey, kepala strategi ekuitas di Wells Fargo Securities, mengatakan ia tetap konstruktif terhadap prospek jangka panjang saham, tetapi memperingatkan investor untuk tidak meremehkan potensi risiko di sekitar pengumuman tarif 2 April.

“Kami tetap konstruktif terhadap ekuitas dalam jangka panjang mengingat adanya potensi stimulus moneter yaitu, pemangkasan suku bunga Fed 75+ bps pada tahun 2025 yang dimulai pada pertengahan tahun. Kedua, antisipasi pergerakan tagihan pajak musim panas ini; dan ketiga, beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar sudah terlihat  oversold,” tulis Harvey, seperti dikutip CNBC .

“Namun, risikonya tidak kecil dan resesi mungkin terjadi. Kami paling khawatir tentang potensi konsekuensi yang tidak diinginkan dari pergerakan tarif yang agresif,” kata Harvey.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Apakah Emas Relevan sebagai Investasi di Tengah Gejolak Ekonomi?
Next Post Tarif Impor AS Pukul Industri Otomotif Jepang
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or