Media Asuransi – Keluarga muda yang baru dikaruniai anak memasuki fase kehidupan baru yang lebih berwarna. Kehadiran si kecil melahirkan tanggung jawab baru termasuk perihal pemenuhan kesejahteraan anak yang membutuhkan sokongan finansial.
Di antara sekian banyak daftar kebutuhan si kecil, mungkin banyak orang tua muda yang masih bertanya-tanya, apakah si kecil perlu dibelikan asuransi kesehatan tersendiri.
Asuransi kesehatan pada dasarnya dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko kerugian finansial yang mungkin terjadi ketika seseorang (tertanggung) jatuh sakit dan membutuhkan biaya.
Baca juga: Bukalapak.com (BUKA) Ungkap Rencana Penggunaan Dana IPO
Anak-anak memiliki risiko serupa orang dewasa, bahkan sakit yang diderita anak kecil kerap kali frekuensinya lebih banyak karena daya tahan tubuh masih lemah. Tanpa antisipasi biaya kesehatan memadai, hal itu bisa mengganggu stabilitas keuangan keluarga.
Akan tetapi, di lain pihak para orang tua muda juga dihadapkan pada kenyataan kebutuhan finansial anak sedari lahir yang sudah sangat banyak. Sebut saja mulai biaya perawatan kesehatan, vaksinasi, berbagai kebutuhan untuk mendukung tumbuh kembangnya hingga persiapan dana pendidikan si kecil.
Dengan daftar kebutuhan anak yang sudah panjang, para orang tua muda perlu bijak menimbang perlu atau tidak membeli asuransi kesehatan untuk si kecil. Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan:
Riwayat kelahiran dan kondisi kesehatan anak
Sebelum memutuskan membeli asuransi kesehatan untuk si kecil, penting bagi Anda melihat riwayat kelahirannya. Apakah proses kelahiran si kecil tidak bermasalah atau ada masalah khusus? Pasalnya, proses kelahiran anak membawa pengaruh tidak sedikit terhadap kondisi kesehatan si kecil ke depan.
Sebagai contoh, bayi yang terlahir prematur atau dengan kondisi paru-paru belum sepenuhnya matang, rentan terkena gangguan sesak nafas di kemudian hari. Begitu juga terkait pertumbuhan berat badannya yang dapat mempengaruhi tingkat daya tahan tubuh si kecil.
Bila proses kelahiran anak Anda memang ada masalah khusus, bijak kiranya menimbang pembelian asuransi kesehatan khusus. Dengan begitu, risiko kerugian finansial karena biaya pengobatan bisa terantisipasi di depan. Sebaliknya, apabila proses kelahiran si kecil tidak ada masalah berarti, Anda bisa menunda pembelian asuransi kesehatan khusus dan lebih fokus pada perawatan kesehatan.
Tunjangan kesehatan dari tempat bekerja
Sebagian besar perusahaan memberikan tunjangan kesehatan (medical benefit) bagi karyawan mereka dan keluarganya. Bila Anda beruntung, mungkin kantor tempat bekerja memberikan asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga sesuai yang tertera di Kartu Keluarga, termasuk untuk pasangan dan anak maksimal 3 orang (tergantung pada peraturan dan ketentuan perusahaan masing-masing).
Baca juga: Energi Mega Persada (ENRG) Ambil Alih Kepemilikan Blok Sengkang
Walaupun ada juga perusahaan yang hanya memberikan asuransi kesehatan untuk si pekerja saja atau hanya untuk karyawan wanita dan anak-anak mereka.
Periksa terlebih dulu seperti apa tunjangan kesehatan yang diberikan oleh kantor tempat Anda bekerja. Bila tunjangan kesehatan berupa asuransi kesehatan juga disediakan untuk anak-anak, itu bisa mengurangi kebutuhan membeli asuransi kesehatan sendiri.
Cek juga seperti apa perlindungan yang diberikan, apakah hanya meng-cover manfaat rawat inap, atau ada juga perlindungan rawat jalan? Bagaimana dengan tunjangan untuk imunisasi wajib dan tambahan?
Bila memang tunjangan kesehatan untuk anak yang diberikan oleh perusahaan kurang memadai, Anda dapat menimbang untuk melengkapinya dengan membeli asuransi kesehatan sendiri semata agar perlindungan kesehatan untuk anak jadi lebih lengkap.
Alokasi dana proteksi untuk anak
Kebutuhan proteksi keluarga termasuk kebutuhan penting yang perlu Anda perhatikan. Sebagai orang tua yang kini menanggung anak, memiliki asuransi jiwa adalah kewajiban si orang tua agar masa depan finansial anak bisa lebih terkelola.
Begitu juga kebutuhan asuransi kesehatan keluarga. Paralel dengan pemenuhan dana darurat, asuransi kesehatan juga perlu dipenuhi sebagai bagian dari pengelolaan risiko finansial keluarga.
Idealnya, Anda dapat menyisihkan setidaknya 10% dari pendapatan rutin untuk menutup kebutuhan proteksi tersebut. Sebagai contoh, suami dan istri sama-sama bekerja dan menghasilkan pendapatan total Rp20 juta per bulan.
Dengan penghasilan sebesar itu, Anda dapat mengalokasikan sekitar Rp2 juta untuk kebutuhan asuransi, mulai asuransi jiwa, asuransi kesehatan untuk keluarga hingga asuransi kendaraan bermotor.
Pastikan anggaran proteksi untuk pembelian asuransi kesehatan si kecil masih tersedia. Ingat, harga premi asuransi kesehatan cenderung lebih tinggi mengingat biaya kesehatan yang juga cenderung meningkat.
Hitunglah lebih dulu apakah anggarannya masih ada. Bila belum tersedia, Anda dapat memanfaatkan kepesertaan BPJS Kesehatan sebagai sabuk pengaman lebih dulu. Kelak bila penghasilan sudah lebih besar, Anda dapat menimbang untuk melengkapinya dengan asuransi kesehatan untuk si kecil agar bisa mengakses layanan kesehatan yang lebih nyaman dan komprehensif.
Optimalkan langkah pencegahan
Ada banyak hal yang bisa diupayakan agar kondisi kesehatan si kecil senantiasa baik dan risiko-risiko sakit dapat berkurang. Salah satu cara paling mudah adalah dengan memastikan anak mendapatkan asupan yang bergizi tinggi. Misalnya, dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan dan memperpanjangnya hingga usia anak 2 tahun.
Mengutip hasil riset yang dipublikasikan oleh UNICEF pada tahun 2015, seperti diberitakan oleh Tirto.id (September 2017), pemberian ASI dapat mengurangi risiko hingga 15 kali kematian akibat pneumonia pada bayi.
ASI juga dapat mengurangi risiko kematian bayi akibat diare hingga 11 kali. Jadi, orang tua jangan hanya fokus pada pengobatan. Sering kali upaya pencegahan penyakit melalui pemberian ASI, pemberian asupan makanan bergizi dan menjaga kebersihan lingkungan, signifikan membantu penurunan risiko sakit pada anak.
Jangan lupakan dana pendidikan
Mengantisipasi risiko kerugian finansial karena si kecil sakit melalui asuransi kesehatan, memang bisa membantu pengelolaan finansial keluarga. Tidak kalah penting dengan biaya kesehatan adalah mengantisipasi biaya pendidikan anak di masa depan. Para orang tua muda bukan hanya wajib memiliki asuransi jiwa begitu si anak lahir, mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari juga penting dilakukan.
Biaya sekolah semakin mahal dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, mempersiapkannya jauh-jauh hari dengan cara menabung dan berinvestasi perlu ditempuh orang tua muda. Anda dapat memulai investasi di produk pasar keuangan seperti reksa dana, saham atau obligasi. Bisa juga menimbang persiapan dana pendidikan anak melalui menabung emas.
Pilih asuransi kesehatan yang tepat
Bila memang lebih aman bagi keuangan keluarga apabila si kecil memiliki asuransi kesehatan khusus, pastikan untuk memilih produk asuransi kesehatan yang tepat. Misalnya, asuransi kesehatan berjenis santunan harian yang bisa menjadi pelengkap (coordination of benefit) asuransi kesehatan dari kantor atau BPJS Kesehatan.
Perhatikan pula cakupan perlindungan yang diberikan. Akan lebih ideal bila asuransi kesehatan anak bukan hanya memberi manfaat rawat inap. Melainkan juga rawat jalan dan imunisasi. Dengan begitu, perlindungannya menyeluruh dan bisa membantu Anda lebih fokus mengelola kebutuhan finansial si kecil yang lain. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News