1
1

Airlangga: Kebijakan Hilirisasi Industri Kunci Jaga Ketahanan Ekonomi Indonesia

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. | Foto: Kemenko Perekonomian

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah telah merancang kebijakan hilirisasi industri dengan harapan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Peran penting off-takers domestik, termasuk pengguna bahan baku tembaga, sangat penting bagi kebijakan ini.

Lebih lanjut, pasokan produk hilirisasi tembaga yang dibutuhkan Indonesia saat ini masih mengandalkan produk impor seperti copper tube, copper tape, evaporator tembaga, serta komponen-komponen yang dibutuhkan dalam produksi Electric Vehicle (EV) seperti kabel, inverter, hingga baterai.

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah terus mendorong industri pengolahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk melakukan hilirisasi. ”Kita beri applause kepada manajemen yang extraordinary,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Juni 2024.

“Dan yang dibangun pun pabrik yang extraordinary, luar biasa. Jadi ini sangat tepat waktu, karena saat sekarang renewable energy menjadi tren. Dan tren renewable energy butuh critical mineral. Salah satunya adalah copper,” tambah Airlangga, dalam Peresmian Operasi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK Gresik.

Smelter PTFI merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia dengan kapasitas pemurnian mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Proyek yang menempati lahan 100 hektare di KEK Java Integrated Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur tersebut memiliki nilai investasi kumulatif mencapai Rp58 triliun.

|Baca juga: PT Perikanan Indonesia Komitmen Dukung KKP Majukan Sektor Kelautan dan Perikanan

Investasi tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat bagi perusahaan konstruksi dalam negeri, tetapi juga akan menciptakan multiplier effects kepada masyarakat di Kabupaten Gresik. Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan tiga juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 600 ribu ton katoda tembaga.

Kemudian 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun. Dengan beroperasinya smelter ini, seluruh konsentrat tembaga yang diproduksi oleh PTFI dapat semuanya diproses dan dimurnikan di dalam negeri, demikian juga lumpur anoda dari PT Smelting.

“Dan ini yang pertama integrasi tambang sampai dengan produk akhir. Dengan integrasi ini maka produksi emas nanti yang 50 ton bayar royalti. Karena ini terintegrasi dari tambang sampai ke hilir. Demikian pula untuk perak juga bayar royalti. Jadi tentu banyak pendapatan yang didapatkan pemerintah,” pungkas Airlangga.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PT Perikanan Indonesia Komitmen Dukung KKP Majukan Sektor Kelautan dan Perikanan
Next Post Lonjakan Kecelakaan Lalu Lintas Buat Premi Asuransi Mobil di Jepang Bakal Naik di 2026

Member Login

or