Media Asuransi, Global – Aon plc merilis Laporan Tren Biaya Kesehatan Global 2026, yang memperkirakan kenaikan sebesar 11,3 persen dalam biaya rencana kesehatan karyawan di Asia Pasifik (APAC). Hal ini menandakan stabilisasi biaya rencana kesehatan setelah dua tahun kenaikan tajam.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa rata-rata tren biaya kesehatan global diperkirakan sebesar 9,8 persen. Pasar utama APAC seperti China, India, Singapura, Filipina, dan Vietnam memperkirakan kenaikan tingkat tren medis yang lebih rendah dibandingkan tahun 2025.
Laporan Tren Asuransi Kesehatan Global 2026 didasarkan pada wawasan dari lebih dari 100 kantor Aon yang bertindak sebagai perantara, mengelola, atau memberikan konsultasi terkait program asuransi kesehatan yang didanai oleh pemberi kerja. Temuan dalam laporan ini mencerminkan ekspektasi para profesional Aon berdasarkan interaksi mereka dengan klien dan penyedia asuransi di seluruh wilayah.
|Baca juga: Survei: 46% Pemegang Polis di Negara Ini Belum Pernah Mengganti Asuransi Kesehatan!
Tingkat tren medis mewakili kenaikan persentase tahunan dalam biaya rencana kesehatan per karyawan, baik yang diasuransikan maupun yang tidak diasuransikan. Angka-angka ini membantu organisasi merencanakan anggaran dan menyesuaikan strategi manfaat mereka untuk memastikan keberlanjutan dalam lanskap perawatan kesehatan yang terus berkembang.
“Wilayah Asia Pasifik terus menghadapi tingkat tren medis dua digit, mencerminkan ketahanan permintaan layanan kesehatan dan kebutuhan asuransi kesehatan untuk kembali ke profitabilitas guna menyediakan cakupan layanan kesehatan yang berkelanjutan,” kata Kepala Sumber Daya Manusia Aon untuk APAC, Tim Dwyer, dalam keterangan resmi, Kamis, 16 Oktober 2025.
|Baca juga: Pasar Broker Asuransi Kesehatan Diproyeksikan Cerah di 2025, Ini Penyebabnya!
Dia tambahkan, tantangan dan peluang bagi pemberi kerja terletak pada peralihan dari pengendalian biaya reaktif ke strategi kesehatan proaktif. “Seiring dengan transformasi tenaga kerja di seluruh kawasan, membangun program manfaat karyawan yang tangguh dan berkelanjutan akan menjadi kunci dalam mengelola kesejahteraan tenaga kerja mereka,” jelasnya.
Faktor-Faktor di Balik Tren Biaya
Kondisi medis utama yang diperkirakan akan mempengaruhi biaya di APAC pada tahun 2026 tetap konsisten dengan kondisi pada tahun 2025.
- Penyakit Kardiovaskular
Gangguan jantung dan pembuluh darah serta tekanan darah tinggi tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi biaya, dengan dampak terbesar pada klaim di seluruh APAC.
- Kondisi Gastrointestinal
Masalah seperti batu empedu, infeksi, appendisitis akut, penyakit hati, dan gastroenteritis semakin meningkat dan kini menjadi faktor utama kedua dalam biaya di wilayah ini.
- Kanker/Pertumbuhan Tumor
Kanker tetap menjadi kondisi utama secara global, dengan 20 negara, termasuk Australia dan Singapura, melaporkan bahwa kanker adalah kondisi yang paling berdampak. Kanker yang paling sering didiagnosis adalah kanker paru-paru, payudara, kolon/rektum, dan prostat.
|Baca juga: Aon: Fokus dan Relevansi Jadi Kunci Asuransi-Reasuransi Cetak Laba Berkelanjutan
Hipertensi disebut merupakan baik kondisi utama maupun faktor risiko utama untuk penyakit-penyakit mahal lainnya. Faktor risiko utama lainnya termasuk kolesterol tinggi, kurang aktivitas fisik, gizi buruk, dan gula darah tinggi, semua sering dikaitkan dengan kanker dan kondisi kronis lainnya.
Sementara itu, perusahaan di kawasan APAC semakin banyak yang mengadopsi program manfaat fleksibel, strategi pengendalian biaya, dan program kesejahteraan untuk mengelola kenaikan biaya medis. Menurut Studi Tren Manfaat Global 2025 Aon, 25 persen perusahaan di APAC diperkirakan akan menggunakan manfaat fleksibel, dengan banyak yang mempertimbangkan langkah-langkah seperti copay atau pembatasan jaringan.
Di sisi lain, inisiatif kesejahteraan yang menargetkan kurangnya aktivitas fisik, stres, hipertensi, dan kolesterol tinggi diintegrasikan dengan strategi pencegahan untuk mengurangi klaim di masa depan.
“Pasar asuransi kesehatan sedang bertransisi ke fase baru, dan perusahaan harus siap menerapkan strategi yang memberikan nilai tambah,” kata Kepala Manfaat Global Aon di APAC, Alan Oates.
Menurut dia, perusahaan besar harus menganalisis tren medis mereka sendiri, yang mungkin menurun lebih cepat dari rata-rata pasar. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan tender lokal yang akan mendorong persaingan pasar saat penjamin asuransi kembali ke profitabilitas dengan kecepatan berbeda dan terus berinvestasi dalam strategi kesejahteraan preventif untuk pengelolaan biaya yang berkelanjutan.
“Dengan memanfaatkan data yang tersedia secara eksternal dan internal serta bermitra dengan perusahaan asuransi, perusahaan dapat lebih baik mengantisipasi risiko dan mendukung tenaga kerja yang lebih sehat dan produktif,” tambah Oates.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News