1
1

AS Kelilingi Rusia dengan Senjata Nuklir, Vladimir Putin Makin Panas

Media Asuransi, JAKARTA – Kekhawatiran akan perang yang melebar kini jadi fokus dunia. Apalagi, pemberitaan terbaru menyebutkan, ratusan senjata nuklir milik Amerika Serikat (AS) telah berada di wilayah sekitar Rusia.

Keberadaan senjata mematikan pada saat eskalasi kedua negara meruncing akibat serangan Moskow ke Ukraina. Dalam laporan media Inggris, Express, pakar militer dari James Martin Center for Nonproliferation Studies, Miles A. Pomper dan Vasilii Tuganov, memaparkan itu.

Baca juga: Bill Gates Nggak Mau Investasi di Kripto, Alasannya Layak Dipertimbangkan

Mereka menyatakan bahwa ada ratusan senjata nuklir AS itu berada di negara Eropa yang merupakan anggota NATO. “Sekitar setengah dari sekitar 200 senjata jarak pendek AS diyakini dikerahkan di lima negara NATO di Eropa,” katanya dikutip Selasa (24/5).

Nuklir itu bereda di Pangkalan Udara Volkel di Belanda, Pangkalan Udara Kleine Brogel, di Belgia dan Pangkalan Udara Buchel di Jerman menampung bom gravitasi B61-3 dan B61-4 milik Washington. Senjata itu juga ada di pangkalan Ghendi dan Aviano, keduanya di Italia, dan Pangkalan Udara Incirlik di Turki.

Bom nuklir B61 adalah jenis utama bom gravitasi termonuklir AS. Bom itu bahkan lebih merusak daripada bom atom generasi pertama.

Baca juga: Pelantikan DK OJK Periode 2022-2027 Dibatalkan, MA Ungkap Alasannya

Tak hanya di daratan Eropa, keberadaan senjata nuklir ini juga dilaporkan di Inggris. Ini, dimuat media itu, terlihat dari dokumen anggaran pemerintah AS.

RAF Lakenheath di Suffolk ditingkatkan kapasitasnya. Ini diduga untuk memberikan kemampuan guna menyimpan bom nuklir B61-12.

“Senjata Washington di wilayah NATO diperkirakan disimpan di ruang bawah tanah pangkalan udara, dengan kode Permissive Action Link (PAL) yang membatasi penggunaannya di AS,” tambah keduanya lagi.

Meskipun diperkirakan ada 100 bom nuklir AS di wilayah NATO, jumlah tersebut masih sedikit dibanding pada puncak ketegangan Perang Dingin. Kala itu, diperkirakan ada 7.300 atau lebih.

Rusia sendiri memanas ke AS dan NATO karena ekspansi pengaruhnya di Eropa Timur. Puncaknya, Kremlin menyerang Ukraina yang ingin bergabung dengan aliansi itu di 24 Februari.

Ketegangan pun masih terjadi hingga kini. Meski sanksi Barat telah diberikan namun belum ada tanda perang berakhir.

Sementara itu, Swedia dan Finlandia mengumumkan keinginannya bergabung NATO. Rusia juga mengatakan akan memberi balasan di antaranya dengan menempatkan nuklirnya di dekat negara-negara tersebut. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bill Gates Nggak Mau Investasi di Kripto, Alasannya Layak Dipertimbangkan
Next Post Jokowi Siapkan Kejutan Besar Dua Hari Lagi, Ini Bocorannya

Member Login

or