Media Asuransi – Asuransi dan Dana Pensiun tercatat terus menambah nilai investasinya pada instrumen obligasi negara baik Surat Utang Negara (SUN) maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk. Sejak awal tahun nilai investasi asuransi dan dana pensiun di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) telah bertambah sebesar Rp49,65 triliun.
Berdasarkan data kepemilikan SBN yang dapat diperdagangkan di Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan per 31 Mei 2021, kepemilikan asuransi dan dana pensiun di SBN pada Januari 2021 mencapai Rp557,70 triliun atau setara dengan 14,04 persen dari total outstanding SBN beredar sebesar Rp3.972 triliun.
|Baca juga:
- Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Kolaborasi dengan Asuransi dan Dana Pensiun
- Volatilitas Tinggi Bermain Aman di Pasar Surat Utang
- Pemerintah Tawarkan SBN Perdana Tahun 2021 (ORI019) dengan Tingkat Kupon 5,57 Persen
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp415,60 triliun dialokasikan pada SUN, sedangkan sisanya sebesar Rp142,09 triliun dialokasikan pada SBSN. Porsi kepemilikan asuransi dan dana pensiun di SBN tersebut tercatat terbesar keempat setelah perbankan, Bank Indonesia, dan investor asing.
Seiring dengan berjalannya waktu, asuransi dan dana pensiun terus menambah porsi kepemilikannya di SBN dengan peningkatan mencapai Rp49,65 triliun hingga 31 Mei 2021 menjadi Rp607,35 triliun. Untuk porsi kepemilikan pun juga bertambah tipis menjadi sebesar 14,44 persen.
Dari nilai tersebut sebesar Rp457,46 triliun dialokasikan pada instrumen SUN atau obligasi konvensional, sedangkan sisanya Rp149,90 triliun dialokasikan pada instrumen SBSN alias sukuk.
Tingginya minat asuransi dan dana pensiun dalam menempatkan dananya di pasar SBN tak terlepas dari kinerja yield obligasi negara yang meningkat sejak akhir tahun 2020. Data Asia Bond Online mencatat kinerja yield mayoritas tenor SBN per 1 Juni 2021 melampaui tingkat yield pada akhir 2020. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News