Media Asuransi, GLOBAL – Bank sentral di seluruh dunia telah mengakumulasi lebih dari 1.000 ton emas dalam tiga tahun terakhir, meningkat signifikan dari rata-rata 400-500 ton selama satu dekade sebelumnya. Akselerasi yang nyata dalam laju akumulasi ini terjadi dengan latar belakang ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, yang telah mengaburkan prospek bagi para pengelola cadangan dan investor.
Aksi bank sentral meningkatkan cadangan logam mulia merupakan penyebab utama kenaikan harga emas dalam tiga tahun terakhir, bersamaan dengan invasi Rusia ke Ukraina. Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ons pada April lalu, naik 95 persen sejak Februari 2022 saat Rusia menginvasi Ukraina.
|Baca juga: Mirae Asset Sekuritas Prediksi Harga Emas Bakal Menguat Lagi
Dikutip dari laman World Gold Council, Survei Cadangan Emas Bank Sentral (CBGR) 2025 World Gold Council yang dilakukan antara 25 Februari dan 20 Mei, menunjukkan bank sentral terus memiliki ekspektasi yang baik terhadap emas. Mayoritas responden survei (95 persen) yaitu bankir bank sentral sangat yakin bahwa cadangan emas bank sentral global akan meningkat selama 12 bulan ke depan.
Sebanyak 73 persen responden melihat kepemilikan dolar AS dalam cadangan global akan moderat atau jauh lebih rendah selama lima tahun ke depan. Responden juga percaya bahwa pangsa mata uang lain, seperti euro dan renminbi, serta emas, akan meningkat selama periode yang sama.
Tahun ini, 43 persen responden yakin bahwa cadangan emas mereka sendiri juga akan meningkat selama periode yang sama. “Menariknya, tidak ada responden kami yang mengantisipasi penurunan cadangan emas mereka,” lanjut World Gold Council.
|Baca juga: Emas Kembali dalam Tren Bullish Pasca-Serangan Israel ke Iran
Kinerja emas selama masa krisis, diversifikasi portofolio, dan lindung nilai inflasi adalah beberapa tema utama yang mendorong rencana untuk mengumpulkan lebih banyak emas selama tahun mendatang.
Selain itu, karakteristik unik emas dan perannya sebagai aset strategis terus dinilai oleh bank sentral: kinerjanya di masa krisis, kemampuan untuk bertindak sebagai penyimpan nilai, dan perannya sebagai diversifikasi yang efektif, terus disebut sebagai alasan utama untuk alokasi emas.
Survei menyoroti peningkatan responden yang secara aktif mengelola cadangan emas mereka, dari 37 persen pada tahun 2024 menjadi 44 persen pada tahun 2025. Meskipun peningkatan laba tetap menjadi alasan utama untuk ini, manajemen risiko melampaui perdagangan taktis sebagai alasan kedua yang paling banyak dipilih.
Sebanyak 64 persen responden menyatakan Bank of England tetap menjadi lokasi penyimpanan cadangan emas paling popular. Persentase responden yang melaporkan beberapa penyimpanan cadangan emas domestik tahun ini jauh lebih tinggi daripada tahun lalu (59 persen pada tahun 2025 vs 41 persen pada tahun 2024).
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News