Media Asuransi, JAKARTA – PT Astro Agro Lestari Tbk (AALI) pada kuartal III/2021 berhasil mencatatkan kinerja di atas perkiraan analis seiring dengan lonjakan harga CPO.
Melalui riset bertajuk Astra Agro Lestari (AALI IJ) -Above estimates as CPO prices surge, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, AALI mencatat pendapatan kuartal III/2021 sebesar Rp7,2 triliun (+23,9% QoQ; +69,3% YoY), yang berarti total pendapatan sebesar Rp18,0 triliun (+35,2% YoY) di 9 bulan 2021 yang berada di atas perkiraan Mirae dan konsensus ‘pada 81,7% dan 84,6%, masing-masing.
“Pertumbuhan pendapatan di 9 bulan 2021 didorong oleh ASP yang lebih tinggi mengimbangi volume penjualan CPO yang lebih rendah sebesar 1,0 juta ton (-6,2% YoY).”
Dari sisi operasional, produksi TBS AALI tercatat lebih rendah menjadi 3,4 juta ton (-1,1% YoY) di 9 bulan 2021. Karena produksi TBS menurun, TBS yang dibeli dari pihak ketiga meningkat menjadi 2,5 juta ton (+38,3%).
Oleh karena itu, produksi CPO meningkat menjadi 1,1 juta ton (+10,3% YoY) di 9 bulan 2021. Berbeda dengan angka produksi CPO, volume penjualan CPO tercatat lebih rendah di 9 bulan 2021 sebesar -6,2% YoY. Hal ini disebabkan alokasi CPO lebih banyak untuk produk olahan seperti Stearin dan PFAD, karena pungutan dan pajak produk olahan masih rendah.
|Baca juga: Laba Bersih Astra Agro Melonjak 294 Persen
AALI membukukan laba bersih Rp820 miliar (+71,8% QoQ; +330,0% YoY), membawa laba bersih 9 bulan 21 menjadi Rp1,5 triliun (+152,2% YoY), di atas perkiraan Mirae (pada run-rate 111,6%) dan konsensus’ (pada run-rate 86,0%). “Kami mencatat bahwa kerugian AALI dari kontrak komoditas forward tidak lagi terjadi di kuartal III/2021.
“Kami merevisi asumsi harga CPO global kami di 21F-22F menjadi MYR4.372 per ton (sebelumnya: MYR3.700 per ton) dan MYR4.100 per ton (sebelumnya: MYR3.400 per ton).”
Juan juga merevisi naik volume penjualan CPO sebesar +9,3% didukung oleh volume produksi CPO yang lebih tinggi dari perkiraan karena pembelian TBS yang lebih tinggi dari pihak ketiga. Oleh karena itu, dia merevisi perkiraan laba bersih 21F dan 22F AALI masing-masing sebesar 70,8% dan 39,5% menjadi Rp2,3 triliun (+170,1% YoY) dan Rp1,7 triliun (-25,6% YoY).
“Saat kami merevisi perkiraan kami, kami mempertahankan rekomendasi Beli kami di AALI dengan target harga yang lebih tinggi Rp12.700 (sebelumnya Rp10.700). TP kami diturunkan menggunakan metode penilaian P/E dengan target ganda FY22F P/E sebesar 14,6x (-0,5x std deviasi dari 5 tahun).”
Rekomendasi panggilan ini didorong oleh: 1) hasil TBS tertinggi di cakupan Mirae; 2) area tanam tertinggi di cakupan kami; dan 3) outlook positif harga CPO pada 2021F.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News