Media Asuransi, JAKARTA – Prospek kenaikan pendapatan dan tingkat profitabilitas membuat PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dinilai menarik untuk dikoleksi dengan target harga Rp3.300 per saham.
Melalui riset Company Update yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 24 September 2021, analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, mengatakan bahwa pada semester I/2021 EBITDA perseroan tumbuh 16,7% yoy menjadi Rp2,55 triliun, mencerminkan 48% dari perkiraan sebelumnya seiring dengan kenaikan pendapatannya sebesar 15,3% yoy menjadi Rp2,97 triliun.
Relatif sejalan dengan proyeksinya, marjin EBITDA TBIG meningkat menjadi 85,8% pada semester I/2021 dari 84,7% pada semester I/2020. Sementara itu, ROE meningkat menjadi 7,2% dari 5,5%.
|Baca juga: Terbitkan Obligasi, Tower Bersama (TBIG) Incar Dana Rp970 miliar
“Oleh karena itu, kami menaikkan peringkat saham TBIG dengan rekomendasi BUY, dari sebelumnya HOLD, pada target harga di Rp3.300, dari sebelumnya Rp3.120.”
Menurutnya, pihaknya memfaktorkan proyeksi 2022 seiring dengan hasil kinerja keuangan semester I/2021 yang relatif sejalan dengan estimasinya disertai dengan kenaikan tingkat profitabilitasnya, yaitu kenaikan pada marjin EBITDA dan ROE. “Target harga terbaru kami mencerminkan 18,7/17,1x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F. TBIG saat ini diperdagangkan pada 17,3/15,9x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F,” jelasnya.
Sepanjang 6 bulan pertama 2021, EBITDA TBIG tumbuh 16,7% yoy menjadi Rp2,55 triliun, seiring dengan kenaikan pendapatan sebesar 15,3% yoy menjadi Rp2,97 triliun. Marjin laba kotor turun menjadi 75,5% dari 81,3% pada semester I/2020 karena kenaikan pada biaya depresiasi (+72,2% yoy).
Namun, laba operasional masih berhasil tumbuh 7,8% yoy menjadi Rp2,03 triliun karena beban operasional yang relatif tidak berubah. Sementera itu, laba bersih meningkat 29,9% yoy menjadi Rp663,27 miliar terutama disebabkan oleh pajak penghasilan yang turun sebesar 15,4% yoy menjadi hanya sebesar Rp131 miliar.
|Baca juga: Jajaki Jual 4.000 Tower, Indosat (ISAT) Diprediksi Raih Dana Segar Lebih dari Rp6 Triliun
Marjin laba bersih meningkat menjadi 22,3%, dari 19,8% pada semester I/2020. Rasio pembayaran beban bunga hutang meningkat menjadi 2,6x dari 2,3x. Jumlah aset menara telekomunikasi dan jumlah penyewa menara masing-masingnya mencapai 19.709 unit (+24% yoy, +19% Qqoq) dan sebanyak 37.232 penyewa (+20% yoy, +14% qoq). Rasio sewa turun menjadi 1,89x, dari 1,96x pada semester I/2020 dan 1,98x pada kuartal I/2021.
“Ke depannya, kami memperkirakan EBITDA 21F/22F akan mampu tumbuh sebesar 15,5/10,9% menjadi Rp5,33 triliun/Rp5,91 triliun seiring dengan proyeksi pertumbuhan pada pendapatannya sebesar 15,7%/10,0% menjadi Rp6,17 triliun/Rp6,78 triliun. Laba bersih diperkirakan akan mampu meningkat 40,4%/25,0% yoy menjadi Rp1,42 triliun/Rp1,77 triliun pada 2021, dari Rp1,01 triliun pada 2020.”
Adapun risiko investasi yang patut diwaspadai dalam berinvestasi pada saham TBIG ini adalah pertama, pendapatan 2021/2022 dapat lebih rendah daripada perkiraan Rp6,17 triliun/Rp6,78 triliun. Kedua, marjin EBITDA 2021/2022 dapat lebih rendah daripada estimasi 86,5%/87,2%. Ketiga, pertumbuhan laba bersih 2021/2022 dapat lebih kecil daripada proyeksi 40,4%/25,0% yoy. Aca (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News