Media Asuransi, JAKARTA – Profitabilitas PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dinilai akan kembali normal setelah mengalami penurunan pada kuartal pertama 2023.
Melalui Daily Write Up bertajuk Surya Citra Media (SCMA IJ) – Navigating earnings recovery challenges while striving to regain audience share, analis Mirae Sekuritas Rut Yesika Simak menjelaskan dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, SCMA merupakan salah satu pemain utama di industri media Indonesia. “Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan, berkembang secara internasional, dan menduduki posisi tinggi di industri hiburan dengan saluran seperti SCTV dan Indosiar, serta platform OTT nomor satu di Indonesia, Vidio.”
Rut mengharapkan SCMA akan mendapatkan manfaat dari peningkatan pengeluaran iklan oleh perusahaan barang konsumen pada tahun 2023F, didorong oleh faktor-faktor seperti penguatan merek dan inovasi produk. Pada kuartal pertama tahun 2023, anggaran pengeluaran iklan untuk lima perusahaan barang konsumen dari studi kasus kami meningkat sebesar 14% YoY, menunjukkan permintaan tinggi terhadap media dan kebutuhan untuk mencapai audiens yang lebih luas.
|Baca juga: REVIEW SEPEKAN: Nilai Kapitalisasi Pasar Bursa Saham Susut 0,84%
Pada tahun 2022, jelas dia, pendapatan SCMA tetap kuat setelah penerapan ASO dengan pertumbuhan pendapatan yang stabil, terutama selama acara Piala Dunia. Untuk meningkatkan pangsa audiens, kami berpikir perusahaan media seperti SCMA harus fokus pada produksi acara-acara berkualitas tinggi, terutama selama prime time. Grup TV SCMA mencapai pangsa audiens yang luar biasa sebesar 35% dalam empat bulan pertama tahun 2023 meskipun pendapatan iklan masih belum membaik. Namun, perbaikan diantisipasi pada 2H23F.
Selain menjaga audience share TV, Rut telah menyaksikan peningkatan yang luar biasa di Vidio, platform OTT SCMA. Pertumbuhan iklan digital dan out-of-home (OOH) secara konsisten meningkat setiap tahun, memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan keseluruhan SCMA. Kami memperkirakan bahwa segmen digital dan OOH akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan terganda (CAGR) sebesar 36,2% dari tahun 2018-2024, meskipun perjalanan menuju profitabilitas masih berlangsung.
Pada kuartal pertama tahun 2023, jelas Rut, bottom line SCMA mengalami penurunan YoY menjadi Rp67 miliar (-76,6% YoY, +327,6% QoQ). Performa lemah ini dapat diatribusikan pada pertumbuhan top-line yang datar, dengan pendapatan mencapai Rp1,53 triliun (-0,4% YoY, -29,9% QoQ) dan peningkatan biaya program (+19,6% YoY, -43,8% QoQ). “Namun, kami mengharapkan prospek yang lebih positif pada semester II/2023F dengan biaya siaran yang lebih rendah setelah Piala Dunia selesai pada kuartal IV/2022.”
Lebih lanjut, Ruth mentransfer coverage tentang SCMA dengan TP sebesar Rp182, yang mengimplikasikan forward P/E 2023F sebesar 15,2x (-0,5 SD dari P/E rata-rata 5 tahun). “Kami memperkirakan bahwa pendapatan dan laba SCMA akan kembali normal.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News