Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat “idAAA(sf)” terhadap rencana penerbitan Obligasi I Tahun 2022 PT Tamaris Hidro (TMHD) dengan nilai maksimum Rp750,0 miliar.
Melalui keterangan resminya, Pefindo mengungkapkan bahwa dana Obligasi yang diperoleh akan digunakan untuk melunasi sebagian dari utang bank sindikasi. Obligasi ini didukung oleh fasilitas kredit subordinasi dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMII, idAAA/stabil). Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.
Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan obligor Indonesia lainnya adalah superior. Akhiran (sf) memiliki makna peringkat atas transaksi keuangan terstruktur. Peringkat instrumen mencerminkan struktur Obligasi yang sangat kuat dan kekuatan keuangan SMII yang superior.
|Baca juga: Medco (MEDC) Berencana Emisi Obligasi Berkelanjutan Rp5 Triliun
Peringkat dibatasi oleh perlindungan arus kas TMHD yang moderat. Peringkat instrumen dapat diturunkan jika peringkat perusahaan penguat kredit (credit enhancer) diturunkan atau jika TMHD menggunakan fasilitas non-revolving penguat kredit melebihi dari yang diharapkan, sehingga fasilitas yang tersisa dianggap tidak sepadan dengan tingkat perlindungan untuk peringkat yang diberikan.
TMHD merupakan perusahaan induk investasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga air dan mini hidro. TMHD secara aktif mencari lokasi potensial untuk pembangkit listrik tenaga air dan mini hidro, mengembangkan proyek greenfield dan brownfield, dan mengakuisisi pembangkit listrik.
Saat ini, portofolio pembangkit listrik TMHD mencakup 10 perusahaan yang beroperasi dengan total kapasitas 100,8 megawatt (MW) dan dua lokasi yang sedang dibangun dengan total kapasitas 17 MW. Dari sisi kapasitas terpasang berdasarkan jenisnya, pembangkit listrik mini hidro mencapai 70,2%, sedangkan sisanya pembangkit listrik tenaga air (29,8%). TMHD juga memiliki perusahaan afiliasi yang menyediakan jasa konstruksi dan operasi dan pemeliharaan untuk proyek-proyek TMHD.
Per 30 Juni 2021, pemegang saham terdiri dari PT Tatajabar Sejahtera (85%), bagian dari Grup Salim, dan PT Tamaris Hijau Lestari (15%). Sebagai credit enhancer, SMII didirikan sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan menyediakan sumber pendanaan alternatif untuk pembiayaan proyek dan mempromosikan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). SMII sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News