Media Asuransi, JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melaporkan kerugian bersih sebesar US$27 juta pada semester I/2024, bergeser dari laba bersih sebesar US$5 juta pada semester I/2023.
Dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 2 Agustus 2024, manajemen perseroan menyatakan penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar US$12 juta akibat fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD. Namun, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal II/2024, menurun dari US$11,5 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$0,7 juta pada kuartal II/2024.
Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih Grup sebesar US$1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.
|Baca juga: Delta Dunia (DOID) Catatkan Pendapatan US$426 Juta pada Kuartal I/2024
Di sisi lain, efisiensi operasional mendorong kinerja keuangan yang tangguh volume batu bara Grup tetap stabil pada 42 metrik ton (MT) YoY, sementara pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5% sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.
Kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, tetapi kemampuan operasional dan adaptasi strategis Grup memastikan kemajuan yang berkelanjutan dalam mencapai target. Upaya pemulihan-pasca-hujan yang Grup lakukan telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dengan peningkatan sebesar 12% YoY. Hal ini menunjukkan komitmen Grup terhadap keunggulan operasional.
Pendapatan untuk semester I/2024 tetap stabil sebesar US$855 juta YoY. Namun, EBITDA turun 9% YoY menjadi US$160 juta, didorong oleh volume yang lebih rendah. Kenaikan awal biaya tunai dari inisiatif efisiensi yang sedang berlangsung diperkirakan akan kembali normal ketika langkah-langkah ini berlaku sepenuhnya.
Arus kas operasional untuk semester I/2024 meningkat 15% YoY, mencapai sekitar US$164 juta, didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja. Namun, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan. Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi US$68 juta dibandingkan dengan negatif US$47 juta.
|Baca juga: Delta Dunia (DOID) Dirikan Anak Usaha untuk Jalankan ESG
Ekspansi operasional mendorong sebagian besar pertumbuhan belanja modal Grup pada semester I/2024, yang meningkat 78% YoY menjadi US$79 juta. Pengeluaran ini mendukung kegiatan ramp-up di sejumlah site yang ada di Indonesia dan Australia serta kapitalisasi biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Repair & Maintenance), sejalan dengan panduan belanja modal Grup untuk setahun penuh sebesar US$150 juta hingga US$190 juta. Seiring dengan ekspansi operasional Grup, mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal tetap menjadi fokus utama.
Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan, di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama tahun 2024.
“Ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen kami untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, memosisikan kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News