Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi rawan aksi profit taking karena sudah memasuki fase jenuh beli.
Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, secara teknikal, Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat membentuk pola candle Three White Soldiers. “Tampak terjadi breakout Upper Band pada indikator Bollinger Band. Diperdagangkan dengan volume yang cukup signifikan. Indikasi masih ada potensi penguatan bagi indeks kendati indikator stochastic sudah berada pada area overbought,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa 12 Januari 2021.
Menurutnya, berbagai indikator tersebut menunjukkan indeks sudah berada pada fase jenuh beli dan rawan terjadi aksi profit taking. Indeks pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah terjadi aksi profit taking dengan range perdagangan 6.350-6.450. Adapun saham-saham yang perlu dicermati yaitu BBCA, BBRI, BMRI, BBTN, INAF, KAEF, KLBF, INDY, ADRO, dan JSMR.
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6.383 (2%) ditransaksikan senilai Rp23,68 triliun dengan volume transaksi 32,39 miliar lembar saham di mana asing melakukan Aksi Beli Bersih Rp2,74 triliun. Adapun sektor yang menopang laju indeks hari ini meliputi sektor Finance (3,859%), Trade (2,377%), Consumer (2,229%), Misc-Ind (1,266%), Manufacture 1,027%), Property (0,913%), Infrastructure (0,531%) di mana sektor yang masih membebani laju indeks kemarin meliputi sektor Mining (-0,126%), Basic-Ind (-0,69%), Agriculture (-1,155%).
Tidak lain penyebab dari penguatan IHSG karena adanya aksi beli masif menjelang penutupan market sebesar Rp2,29 triliun oleh investor asing pada saham BBRI, BBCA, TLKM, BMRI, ASII, BBNI, dan INTP.
Selain itu, rilis data cadangan devisa Indonesia bulan Desember 2020 yang meningkat menjadi US$135,9 miliar di mana sebelumnya US$133,6 miliar. Dari pasar global, US ISM Services PMI periode Desember 2020 juga telah rilis di mana sebelumnya 55,9 meningkat menjadi 57,2. “Hal inilah yang menjadi optimisme pemulihan ekonomi baik dari domestik maupun global menjadi fokus utama pasar pada saat ini. Dan katalis positif terakhir yang mendukung penguatan indeks kemarin ialah keputusan kongres AS yang mengesahkan kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden,” jelas Hendri.
Dari China rilis data inflasi untuk Bulan Desember 2020 menunjukkan adanya perbaikan di mana sebelumnya -0,5% menjadi 0,2%, indikasi adanya pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat yang meningkat. Dari dalam negeri rilis data Indeks Keyakinan Konsumen bulan Desember juga meningkat dari 92,0 menjadi 96,5. “Hari ini tampaknya minim katalis baik di pasar global maupun regional perihal rilis data ekonomi,” ujar Hendri. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts
News in Brief