Media Asuransi – Setelah menguat signifikan hingga 3,04 persen pada perdagangan kemarin, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan dibayangi aksi ambil untung alias profit taking.
Masih Ada Peluang bagi Penguatan IHSG
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, pada perdagangan kemarin pergerakan IHSG menguat secara signifikan mendekati target dari pennant pole chart pattern yang berada di kisaran 5.300.
Dia menjelaskan, indikator stochastic terkonsolidasi mendekati area overbought. Indikator MACD bergerak positif secara histogram setelah cross over MACD line dan signal line. “Sehingga pada perdaganga selanjutnya diperkirakan IHSG masih berpotensi menguat tetapi akan terbatas dibayangi aksi profit taking investor,” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 6 November 2020.
Menurutnya, saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya; TLKM, JPFA, BBNI, ADHI, HMSP, ICBP, JPFA, KLBF, MIKA, dan PTBA.
Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, kemarin IHSG (+3,04 persen) ditutup naik 155,13 poin ke level 5.260,33 dengan saham-saham di sektor Infrastruktur (+4,61 persen) dan Keuangan (+4,21 persen) naik signifikan. “Ketidakpastian pemilihan umum presiden AS mulai memudar menjadi trigger-nya,” jelasnya.
Data laporan keuangan emiten di sektor infrastruktur yang mengalami pertumbuhan laba bersih kuartal ke-3 secara tahunan menjadi angin segar investor. TLKM (+7,36 persen), EXCL (+6,30 persen), TBIG (+4,91 persen), dan JSMR (+2,97 persen) naik signifikan. Outlook yang positif dari Perbankan di Indonesia bahwa pemerintah optimistis Omnibus Law berdampak positif pada sektor bank serta optimistis NPL perbankan tidak akan lebih dari 5 persen.
“Rentetan hal positif tersebut mampu menggeser stigma negatif dari indikasi resesi Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan PDB yang negatif selama 2 kuartal berturut-turut. Data pertumbuhan PDB indonesia secara tahunan menjadi -3,49 persen berbanding -5,32 persen di bawah ekspektasi ekonomi sebesar -3,2 persen”.
Dari regional, mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat optimistis mengiringi penguatan indeks berjangka AS yang naik didorong optimisme investor terhadap pemilihan umum presiden AS. Indeks Nikkei (+1,73 persen), TOPIX (+1,39 persen), Hang Seng (+3,01 persen), dan CSI300 (+1,48 persen) naik lebih dari satu persen. Saham-saham di Asia naik ke level tertinggi sejak Februari 2018 dipimpin oleh perusahaan teknologi dan kesehatan karena investor mencari sektor defensif dan meninggalkan spekulasi pada paket stimulus ekonomi lanjutan setelah Demokrat gagal menyapu bersih kongres dan Gedung Putih.
Adapun, Bursa Eropa membuka perdagangan dengan menguat lebih dari setengah persen. Indeks Eurostoxx (+0,97 persen), FTSE (+0,55 persen), dan DAX (+0,89 persen) naik. Bank of England meningkatkan program pembelian obligasi dengan 150 miliar pound (US$195 miliar) yang lebih besar dari perkiraan dalam putaran stimulus lain untuk membantu ekonomi melalui gelombang kedua pembatasan virus korona menjadi trigger positif.
Minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,8 persen menjadi US$38,47 per barel. “Fokus selanjutnya investor masih akan menanti hasil akhir perhitungan pemilihan presiden AS dan hasil pidato The Fed sekaligus kebijakan suku bunga mengiringi data klaim pengangguran di AS”. ACA
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News