Media Asuransi, GLOBAL – Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah secara signifikan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah adanya pembicaraan bahwa ekuitas teknologi sudah overbought, sementara Dow melonjak ke rekor tertinggi ketiga berturut-turut.
Mengutip The Business Times, Kamis, 18 Juli 2024, Namun, Dow terus mendapatkan keuntungan dari masuknya dana ke saham-saham yang berkinerja buruk dari sektor lain. Indeks Dow Jones berakhir naik 0,6 persen menjadi 41.198. S&P 500 turun 1,4 persen jadi 5.588,27. Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi merosot 2,8 persen menjadi 17.996,92.
Para analis menggambarkan perkembangan tersebut sebagai pendinginan yang tak terelakkan pada perusahaan-perusahaan teknologi besar termasuk perusahaan induk Facebook, Meta, dan pemain kecerdasan buatan Nvidia, setelah memperoleh keuntungan yang sangat besar pada 2024.
|Baca juga: Allianz akan Akuisisi Saham Mayoritas Income Insurance Asuransi Senilai US$1,64 Miliar
Perusahaan semikonduktor, yang telah membantu memimpin pasar pada 2024, juga tertekan oleh laporan bahwa Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan kontrol ekspor baru untuk membatasi impor hip China dan komentar dari Donald Trump bahwa Taiwan ‘harus membayar’ Amerika Serikat untuk pertahanan.
Dugaan intervensi
Di sisi lain, yen menguat tajam pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) yang diduga oleh para pedagang sebagai akibat dari intervensi lain dari otoritas Jepang. Hal itu untuk menopang mata uang tersebut dari posisi terendah dalam beberapa dekade.
Pergerakan yen adalah yang paling menonjol di hari yang sibuk di pasar mata uang, di mana pound melonjak setelah data inflasi Inggris lebih panas dari perkiraan dan dolar AS merosot secara keseluruhan, dengan indeks dolar turun ke level terendah dalam empat bulan.
Dolar terakhir melemah satu persen terhadap yen di 156,75, memperpanjang penurunan tiba-tiba tak lama setelah sesi perdagangan London dimulai, sebuah tindakan yang dikaitkan dengan intervensi Jepang oleh para pedagang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News