1
1

Investasi Langsung BP Jamsostek Harus Selektif

Media Asuransi – Rencana Badan Pengelola Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) terlibat dalam penyertaan langsung berbagai proyek infrastruktur harus melalui proses yang selektif. Jika tidak, maka dana kelolaan peserta BP Jamsostek terancam tergerus karena merugi.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa ada beberapa pertimbangan sebelum memperbesar porsi investasi langsung.

“Pertama terkait faktor likuiditas, yakni investasi langsung cenderung memberikan keuntungan dan pengembalian modal jangka panjang,”ujarnya kepada Media Asuransi, Selasa, 25 Mei 2021.

|Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Kadin Perluas Jaminan Sosial

Investasi langsung di pembangunan proyek infrastruktur bisa 20 tahun bahkan ada yang 40 tahun baru balik modal. Sementara soal likuiditas juga jadi pertimbangan karena terkait proses pembayaran klaim peserta BP Jamsostek.  Bhima mengingatkan jangan sampai terjadi kesulitan likuiditas saat pembayaran klaim.

“ Apalagi dalam situasi force majeur misalnya PHK masal saat krisis maka likuiditas penting,”urainya.

Kedua, faktor risiko investasi langsung perlu pertimbangan ekstra. Proyek apa yang ingin dibiayai kemudian perhitungan rinci terkait return on investment (ROI) proyek yang dikelola bersama Indonesia Investment Authority (INA). Jika ROI-nya relatif lebih rendah dari surat berharga yang mayoritas dimiliki BP Jamsostek maka proyek tersebut harus dievaluasi ulang. Bhima menyebutkan tidak semua proyek jalan tol menjanjikan keuntungan besar karena tergantung lokasi persebaran penduduk.

Perbesar Investasi Langsung

BP Jamsostek dan Indonesia Investment Authority (INA) pada Senin, 24 Mei 2021 menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama langsung melalui instrumen investasi.

|Baca juga: DPLK Asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan Dua Program Pensiun Saling Melengkapi

BP Jamsostek dan INA akan berbagi informasi atas potensi investasi bersama dalam beberapa sektor investasi, antara lain sektor infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara, infrastruktur digital, serta jasa dan pendukung kesehatan.

Direktur Utama BP Jamsostek, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan bahwa pihaknya melalui penempatan dana investasi yang per 30 April 2021 memiliki total dana kelolaan mencapai Rp490,1 triliun ke dalam berbagai instrumen, salah satunya berupa instrumen penyertaan langsung yang saat ini porsinya masih relatif kecil.

Saat ini dana pekerja yang dikelola BP Jamsostek sebesar 66,05% ditanam di obligasi negara, saham sebesar 13,78%,  deposito 12,14%, reksa dana 7,55%, properti 0,38% dan penyertaan langsung hanya 0,08%.

|Baca juga: Anggota FORMAKSI Tandatangani Kesepakatan Addendum PKS CoB BPJS Kesehatan dengan Rumah Sakit Bunda Group

BP Jamsostek berkolaborasi investasi dengan INA akan menanamkan dana ke dalam berbagai proyek investasi langsung secara bersama-sama atau sebagai co-investor.

“Dengan potensi dana kelolaan yang cukup besar, kami yakin INA bersama BP Jamsostek akan dapat berperan pada proyek-proyek potensial, termasuk kemitraan dengan Kementerian BUMN yang kami yakin akan memberikan prioritas pada proyek-proyek strategis,” jelasnya seperti dikutip dari rilis resmi INA, Selasa, 25 Mei 2021.

“Kerja sama dengan INA ini serta dengan pihak-pihak yang lain, juga merupakan upaya BP Jamsostek untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, mendiversifikasi risiko serta mendistribusikan dana investasi sebagai dana amanah ke dalam berbagai instrumen investasi alternatif dengan durasi yang lebih panjang, yield yang optimal, governance, dan manajemen risiko yang memadai,” lanjutnya. Wan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pandemi, Pemerintah Lebih Banyak Belanjakan Anggaran 
Next Post Penerimaan Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Mulai Positif

Member Login

or