Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idA-” untuk PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria atau Bank), Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017, dan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2019.
Pefindo juga menegaskan peringkat “idBBB” untuk Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahun 2017 dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahun 2019. Pefindo menjelaskan prospek peringkat dipertahankan pada “negatif”, di mana kami melihat Bank masih perlu memenuhi modal inti minimum sebagaimana yang dipersyaratkan regulasi sebesar Rp3,0 triliun di akhir tahun 2022, dan dalam hal bisnis, sedang dalam transisi ke arah segmen UKM dan saluran digital.
Perbaikan dalam kualitas aset juga masih perlahan akibat pandemi Covid-19 yang meredam efektivitas dari usaha-usaha Bank untuk menyelesaikan masalah kredit macet yang didominasi oleh akun-akun legacy, yang membuat rasio kredit bermasalah (non-performing loans, NPL) menjadi stagnan pada 7,4% pada 31 Desember 2021, sama seperti tahun sebelumnya, lebih lemah dibandingkan rata-rata industri perbankan yaitu sebesar 3,0% pada 31 Desember 2021, walaupun rasio kredit dalam perhatian khusus (kolektabilitas 2) Bank membaik ke 10,0% pada 31 Desember 2021 dari 17,3% pada 31 Desember 2020.
Peringkat dapat diturunkan jika Bank tidak dapat memenuhi kewajiban modal inti minimumnya dan menyelesaikan NPL dari akun-akun legacy secara signifikan, sementara fokus baru dari bisnis juga tidak dapat memberikan perbaikan pada profil profitabilitas dalam jangka dekat hingga menengah. Penurunan peringkat juga dapat terjadi jika terjadi penurunan pada profil likuiditas.
|Baca juga: Pefindo Pertahankan Oulook Negatif untuk Bank Victoria
Pefindo dapat merevisi prospek menjadi “stabil” jika Bank dapat memenuhi modal inti minimum yang dipersyaratkan regulasi dan dapat berhasil melakukan refokus bisnis yang diindikasikan oleh turunnya konsentrasi kredit dan profitabilitas yang lebih baik, sementara juga dapat memperbaiki profil kualitas asetnya. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I/2017 (Rp300 miliar) milik Bank Victoria akan jatuh tempo pada 11 Juli 2022.
Kesiapan Bank untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo tersebut didukung oleh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lainnya sebesar Rp762,4 miliar pada 31 Desember 2021. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.
Efek utang dengan peringkat idBBB mengindikasikan parameter proteksi yang memadai dibandingkan efek utang Indonesia lainnya. Walaupun demikian, kondisi ekonomi yang buruk atau keadaan yang terus berubah akan dapat memperlemah kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang.
Peringkat korporasi merefleksikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio, CAR) yang tinggi dan likuiditas Bank yang memadai. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh lemahnya kualitas aset dan profitabilitas, dan eksposur Bank terhadap risiko konsentrasi.
Bank Victoria adalah bank komersial dengan fokus usaha pada nasabah affluent dan mass affluent. Per 31 Desember 2021, pemegang saham Bank adalah PT Victoria Investama Tbk (39,37%), Suzanna Tanojo (14,67%), Deutsche Investitions- und Entwicklungsgesellschaft (7,44%), PT Nata Patindo (3,77%), dan publik (34,75%).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News