Media Asuransi, JAKARTA – Total kredit PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp810,4 triliun, tumbuh 13,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit ini jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 10,38 persen.
Menurut Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, sejalan dengan peningkatan kredit, loan to deposit ratio (LDR) BCA meningkat ke 70 persen jika dibandingkan posisi terendah saat pandemi sebesar 62 persen.
Di sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4 persen yoy menjadi Rp48,6 triliun di sepanjang 2023. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari pemerintah dan otoritas,
|Baca juga: Limit Transaksi BCA Naik Mulai 19 Januari 2024
sehingga BCA mampu melewati tahun 2023 dengan kinerja solid. Meskipun terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik, kami melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil,” kata Jahja dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 25 Januari 2024.
Dia tambahkan, selaras dengan komitmen BCA untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, BCA menyelenggarakan berbagai event strategis di 2023. Di antaranya dua kali BCA Expo, BCA UMKM Fest 2023, dan BCA Wealth Summit 2023. “Upaya ini berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UKM dan konsumer yang naik signifikan per Desember 2023,” ucap Presiden Direktur BCA.
Dijelaskan bahwa peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0 persen yoy mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5 persen yoy mencapai Rp126,8 triliun.
Sementara itu, sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus tumbuh hingga mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0 persen yoy. Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
Seiring dengan kesuksesan dua kali BCA Expo, new booking KPR naik 2,3 kali lipat dalam tiga tahun terakhir dan KKB naik 2,6 kali lipat dalam periode yang sama.
Menurut Jahja, pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp121,8 triliun, dan KKB naik 20,8 persen yoy mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023. Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7 persen yoy menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8 persen yoy menjadi Rp198,8 triliun.
|Baca juga: BCA Bersama MAMI Hadirkan Reksa Dana MANUFIX Kelas A
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6 persen yoy menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan sembilan persen, dan berkontribusi 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA. “Pencapaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun,” tutur Jahja.
Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332 persen yoy. Komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon.
Di sepanjang 2023, BCA diestimasikan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan,” kata Jahja Setiaatmadja.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten. Rasio loan at risk (LAR) membaik ke 6,9 persen per akhir 2023, dibandingkan 10,4 persen pada 2022 lalu. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) terjaga di angka 1,9 persen pada 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News