1
1

Laju IHSG di Awal Pekan Rawan Koreksi

Para investor sedang mencermati pergerakan pasar saham. | Foto: Media Asuransi/Lucky Kennedy

Media Asuransi – Setelah terkoreksi pada perdagangan akhir pekan lalu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi pada perdagangan hari ini, Senin, 23 November 2020.

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk pola candlestick bearish thrusting dengan potensi terkoreksi jangka pendek secara teknikal.

Penguatan IHSG Dibayangi Profit Taking

Dia menjelaskan, indikator stochastic overbought dan Indikator MACD divergence negatif. “Adanya pola bearish thrusting candlestick pattern dan beberapa indikator memberikan signal kejenuhan. IHSG berpotensi bergerak sedikit terkoreksi pada perdagangan sebelumnya dengan support resistance 5.540-5.600,” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 23 November 2020.

Kemarin, IHSG (-0,40 persen) terkoreksi 22,40 poin ke level 5.571,66 diwarnai aksi ambil untung investor setelah sempat dibuka gap up hingga lebih dari setengah persen di awal sesi perdagangan. Indeks sektor Pertambangan (-1,18 persen) dan Konsumsi (-1,09 persen) melemah lebih dari satu persen menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan. Sementara itu, indeks sektor Industri Dasar (+0,85 persen) dan Infrastruktur (+0,88 persen) yang menguat tidak mampu menahan pelemahan IHSG.

“Data Transaksi berjalan Indonesia untuk kuartal III/2020 rilis surplus jauh di atas ekspektasi. Surplus Transaksi berjalan Indonesia yang pertama sejak kuartal III di tahun 2011 tidak mampu menahan aksi jual investor. Investor asing pun tercatat net sell sebesar Rp321,93 miliar.

Mengakhiri pekan Bursa Asia bergerak mixed dengan pelemahan terjadi pada indeks Nikkei (-0,42 persen) dan penguatan tipis pada indeks TOPIX (+0,06 persen) serta penguatan pada indeks Hang Seng (+0,36 persen) dan CSI300 (+0,31 persen). Investor mulai berhati-hati mengambil sikap setelah alami penguatan signifikan pada pasar global.

Adapun, Bursa Eropa mengakhiri pekan dengan menguat. Indeks Eurostoxx (+0,45 persen), Indeks FTSE (+0,27 persen), dan DAX (+0,39 persen) naik tipis dengan saham-saham sektor pertambangan dan energi menjadi pendorongnya. Potensi terjadi pembatasan baru gelombang kedua di Eropa masih menjadi faktor penahan.

Bursa AS menutup pekan lalu dengan melemah. Indeks Dow Jones (-0,75 persen), S&P500 (-0,68 persen), dan NASDAQ (-0,42 persen) turun karena investor mempertimbangkan konflik antara Gedung Putih dan Federal Reserve mengenai program pinjaman darurat. Perselisihan Mnuchin dan Jerome Powel memanas di tengah kebangkitan Covid-19 kembali.

“Mnuchin mengatakan anggota parlemen harus mengarahkan kembali dana stimulus yang tidak terpakai, termasuk uang yang dia tarik kembali dari The Fed. Tetapi Fed menolak, mengatakan program tersebut memiliki peran penting,” jelas Lanjar. ACA

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ashmore Asset Management Indonesia dan Bank Danamon Hadirkan Reksa Dana Unggulan
Next Post Era New Normal Jadi Momentum untuk Penetrasi Produk Asuransi

Member Login

or