Media Asuransi, GLOBAL – Peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura mengembangkan model asuransi berbasis kecerdasan buatan (AI). Model itu dirancang untuk memberikan perlindungan lebih terjangkau bagi petani terhadap risiko cuaca akibat perubahan iklim.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 25 November 2024, model ini diklaim mampu meningkatkan kekayaan pemegang polis hingga lima persen sekaligus menawarkan premi 37 persen lebih murah dibandingkan dengan rata-rata.
|Baca juga: Mandiri Sekuritas Memproyeksikan Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh 5,1%
|Baca juga: BCA Syariah Adakan Workshop Literasi Keuangan di Bogor
Tim dari Nanyang Business School, yang dipimpin oleh Associate Professor Zhu Wenjun dan Assistant Professor Zhang Jinggong, memanfaatkan jaringan saraf untuk menganalisis hubungan kompleks antara variabel cuaca, seperti suhu dan curah hujan, dengan kerugian produksi tanaman.
Pendekatan ini berbeda dari model linier konvensional dan menghasilkan kontrak asuransi indeks cuaca berbasis AI.
Para peneliti percaya efisiensi biaya ini dapat meningkatkan daya tarik asuransi bagi petani. Selain itu, model ini diharapkan membantu pemerintah mengurangi beban keuangan pada lembaga publik selama krisis iklim.
|Baca juga: 7 Cara yang Harus Kamu Ketahui untuk Kumpulkan Dana Darurat saat Badai PHK Mengancam
|Baca juga: Maximus Insurance Beri Jaminan Kecelakaan Diri untuk Mahasiswa Universitas Hasanuddin
Penelitian ini juga menunjukkan potensi AI dalam merevolusi desain produk keuangan di berbagai sektor dan wilayah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News