Media Asuransi, JAKARTA – Sejak masa pandemi telah banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, mulai dari penurunan penghasilan, bisnis yang sepi, hingga penghentian proyek dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi ini menekankan pentingnya memiliki dana darurat untuk menghadapi ketidakpastian finansial.
Dana darurat adalah pos penting dalam anggaran keuangan yang kerap diabaikan banyak orang. Dana ini dimaksudkan untuk keperluan mendesak, seperti musibah, kecelakaan, atau PHK, dan hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat yang tidak dapat diatasi dengan kondisi keuangan normal.
|Baca juga: APPI Perkirakan Industri Perusahaan Pembiayaan Tumbuh 10% di 2025
|Baca juga: Bos DAI Pede Pertumbuhan Industri Perasuransian Tetap Menjanjikan di 2025
Kebutuhan dana darurat menjadi semakin jelas, mengingat ekonomi yang tidak lagi stabil. Dana tersebut juga harus bersifat likuid dan mudah diakses, sehingga dapat digunakan kapan saja. Menurut para ahli keuangan, besaran dana darurat yang ideal sebaiknya mencakup 12 kali pengeluaran bulanan. Dana ini memberikan perlindungan jika penghasilan menurun akibat krisis.
|Baca juga: Prudential Syariah Berpartisipasi dalam Indonesia Economy & Financial Outlook 2025
|Baca juga: OJK: Industri Asuransi Harus Tumbuh Bersama di 2025
Mengutip HSBC, Sabtu, 23 November 2024, berikut beberapa strategi dalam mengumpulkan dana darurat yaitu:
1. Tentukan jumlah ideal
Dana darurat yang disarankan adalah 50 persen dari pendapatan tahunan atau setara enam bulan pengeluaran. Di masa ini, idealnya Anda memiliki 12 kali pengeluaran bulanan. Perhitungkan kebutuhan ini dan atur sistem auto debit untuk disiplin menabung.
2. Mulai perlahan dan rutin
Memulai dengan nominal kecil tetap bermanfaat jika dilakukan secara konsisten. Meski target besar, namun langkah kecil yang rutin akan membantu mencapai jumlah dana yang diperlukan.
3. Tekan pengeluaran konsumtif
Kurangi pengeluaran yang tidak mendesak atau carilah alternatif yang lebih murah. Penghematan ini memungkinkan Anda mengalokasikan lebih banyak dana untuk keperluan darurat.
|Baca juga: PFI Mega Life Luncurkan Board Game “Maen Do It” untuk Tingkatkan Finansial Literasi
|Baca juga: Jasindo Syariah Bukukan Pertumbuhan 100% di Lini Bisnis Asuransi Perjalanan Umrah
4. Jangan menunda
Segera mulai mengumpulkan dana darurat. Menunda hanya akan memperbesar alokasi bulanan yang diperlukan, sehingga semakin cepat Anda memulai, semakin baik perlindungan finansial yang Anda miliki.
5. Lacak pengeluaran
Pantau pengeluaran secara berkala untuk mengetahui area penghematan. Semakin terkontrol pengeluaran Anda, semakin banyak dana yang bisa disisihkan.
6. Cari penghasilan tambahan
Jika pendapatan utama tidak mencukupi, pertimbangkan pekerjaan tambahan yang fleksibel. Penghasilan ini dapat dialokasikan untuk dana darurat tanpa mengganggu pekerjaan utama.
|Baca juga: Akuisisi BTN terhadap Bank Syariah Masuk Proses Finalisasi
|Baca juga: OJK Gelar The 2nd OJK International Research Forum 2024
7. Buat rekening khusus
Pisahkan dana darurat di rekening khusus agar tidak tercampur dengan dana pribadi. Ini memastikan dana tetap tersedia saat diperlukan.
Memiliki dana darurat bukan hanya soal kesiapan menghadapi krisis, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran. Dengan perencanaan keuangan yang baik, Anda dapat lebih siap menghadapi berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News