1
1

Menkeu Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Domestik Berlanjut

Media Asuransi – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut. PMI Indonesia pada November 2020 kembali menuju zona ekspansif (50,6) yang menunjukkan momentum pemulihan. Selain itu, meski penjualan ritel tertahan, aktivitas industri dan perdagangan internasional mulai menggeliat. Selanjutnya, belanja APBN terus terakselerasi dan kinerja ekspor-impor meningkat, serta masuknya arus modal khususnya Surat Berharga Negara (SBN) dan penguatan nilai tukar, menambah sentimen positif perekonomian domestik ke depan.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali menguat di tahun 2021, assessment terkini dari beberapa institusi dunia seperti ADB, The World Bank, dan OECD, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai masing-masing 4,5 persen, 4,4 persen, dan 4,0 persen di tahun depan,” kata Menkeu dalam jumpa pers secara virtual yang ditayangkan dalam kanal YouTube Kemenkeu RI, Senin, 21 Desember 2020.

Negara G20 Tingkatkan Kerja Sama Atasi Covid-19 & Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani menyoroti perkembangan kasus Covid-19 yang kembali meningkat di seluruh dunia. Jerman melaporkan kenaikan tajam pada tingkat kematian akibat Covid-19, sementara Inggris kembali mengambil kebijakan lockdown di London untuk menekan penyebaran Covid-19. World Health Organization (WHO) juga memberikan peringatan kepada Eropa terkait risiko peningkatan Covid-19 akibat libur natal.

Hal ini mengindikasikan risiko Covid-19 tetap perlu dikendalikan seiring dengan terjadinya gelombang kedua dan ketiga. Kasus Covid-19 di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan, namun di sisi lain jumlah pasien yang sembuh juga meningkat signifikan.

Di sisi komoditas, sentimen positif atas perkembangan vaksin Covid-19 (Pfizer, BioNTech, dan Moderna) dan berlanjutnya peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai negara menyebabkan harga komoditas global melanjutkan penguatan selama bulan November, salah satunya adalah harga minyak dunia. Peningkatan harga CPO hingga di atas USD850/ton ini disebabkan oleh menguatnya permintaan global dan penurunan produksi akibat iklim La Nina.

Menurut Menkeu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk merespons pandemi dengan prudent dan penuh kewaspadaan sehingga kebijakan yang ditempuh dapat lebih terarah dan terukur, khususnya untuk mengakselerasi Belanja Negara dan PEN sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir ini.

Selain itu, untuk menekan penyebaran Covid-19 dan melindungi masyarakat Indonesia, Pemerintah memutuskan untuk memberikan vaksin secara gratis pada seluruh rakyat Indonesia. “Dengan demikian, kebijakan Pemerintah ini diyakini dapat membangun optimisme sehingga sentimen dalam upaya akselerasi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tetap tumbuh positif dan semakin cepat,” katanya.

Sri Mulyani memaparkan, aktivitas ekonomi bergerak bervariasi cenderung membaik di bulan November. Hal ini ditandai dengan Neraca Perdagangan untuk bulan November 2020 mengalami surplus USD2,61 miliar sehingga akumulasi surplus Januari sampai dengan November 2020 mencapai USD19,66 miliar. Terutama, didorong tingginya surplus nonmigas terutama ekspor hasil kelapa sawit dan logam dasar mulia, serta rendahnya defisit migas terutama impor BBM dampak penurunan konsumsi BBM selama pandemi.

Kenaikan ekspor didorong tingginya surplus neraca nonmigas didukung pertumbuhan ekspor nonmigas seperti ekspor besi dan baja dasar ke Tiongkok dan bijih tembaga, serta peningkatan ekspor CPO ke India. Kinerja impor bulan November 2020 mengalami titik balik di bulan November, tumbuh positif 18,38 persen month to month (mtm), didorong peningkatan impor pada kelompok Bahan Baku dan Penolong, Barang Konsumsi, dan Barang Modal; antara lain peralatan komunikasi, besi baja dasar, dan bahan baku plastik.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan November menunjukkan perbaikan, ditopang oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan. Selanjutnya, konsumsi listrik secara total pada November tumbuh -2,2 persen year on year (yoy), membaik dibandingkan pertumbuhan Oktober -2,3 persen yoy. “Begitu pula inflasi kembali positif 0,28 persen month to month di November membaik dibandingkan 0,07 persen month to month di Oktober, sejalan dengan permintaan konsumsi yang meningkat,” kata Sri Mulyani.

Menkeu menambahkan, tingkat imbal hasil (yield) SBN, baik SBN Rupiah maupun SBN Valas terus mengalami penurunan yang signifikan, sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan di tengah kepemilikan asing yang masih rendah di kisaran 25 persen. Sementara itu, Credit Default Swap Indonesia pun sudah di bawah 100 dengan tren menurun dan hampir kembali ke posisi awal tahun, menandakan profil default risk (country risk) yang rendah. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Catat Penjualan Investasi SBN Ritel Terbaik, BCA Raih Dua Penghargaan dari Kementerian Keuangan RI
Next Post Bank Danamon: 2021 Pemulihan Ekonomi akan Berlanjut

Member Login

or