Media Asuransi, GLOBAL – Analis Moody’s dalam laporan terbaru Asuransi Jiwa & Kesehatan AS menyoroti peningkatan transparansi risiko modal sebagai prioritas utama regulator. Kemudian menekankan keprihatinan mereka terkait peningkatan penggunaan reasuransi luar negeri oleh perusahaan asuransi jiwa.
Moody’s mengatakan, tahun ini akan menjadi tahun yang aktif dalam hal regulasi bagi perusahaan asuransi jiwa di Amerika Serikat (AS). Pada pertemuannya bulan lalu, National Association of Insurance Commissioners (NAIC) menyebutkan lima prioritas regulasi utama untuk sektor ini.
|Baca: Begini Jurus PTBA Jadi Perusahaan Energi Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan
“Tujuan umum dari proposal-proposal tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi mengenai modal dan risiko investasi perusahaan asuransi jiwa AS,” kata Moody’s, dikutip dari laman Reinsurance News, Kamis, 25 April 2024.
Lembaga pemeringkat tersebut juga mencatat bahwa pemantauan penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh perusahaan asuransi juga disebut oleh NAIC sebagai prioritas tahun ini. Selain itu, perusahaan asuransi jiwa AS mungkin perlu beradaptasi dengan peraturan negara bagian yang mengatur penggunaan AI.
“Dan standar fidusia Departemen Tenaga Kerja AS yang telah direvisi di tingkat federal. Perubahan tarif pajak individu dan pembebasan pajak properti juga akan berlaku pada 2025, yang dapat berimplikasi positif terhadap penjualan perusahaan asuransi,” jelas para analis.
Kemudian, Moody’s menyatakan keprihatinannya mengenai proliferasi penggunaan reasuransi luar negeri oleh perusahaan asuransi jiwa, baik yang tidak terafiliasi maupun yang terafiliasi. Khususnya penggunaannya untuk transaksi dengan bisnis padat aset yang diserahkan ke luar negeri.
Telah melonjak
Para analis menyoroti bahwa sejak 2017, jumlah cadangan asuransi jiwa dan anuitas yang diserahkan ke luar negeri telah melonjak menjadi hampir US$0,8 triliun atau sekitar 40 persen dari US$2 triliun total cadangan yang diserahkan.
“Meskipun reaksi regulator masih dalam tahap awal dan kemungkinan akan ada perubahan sebelum aturan final, ada kemungkinan bahwa regulator lebih mencermati transaksi di mana reasuradur yang mengasumsikan tidak menyerahkan nota aktuaria VM-30 kepada regulator negara bagian AS,” pungkas Moody’s.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News